Photography: Unsplash
Ya, Anda memang harus dapat merasa bebas mengutarakan semua isi hati dan pikiran pada pasangan Anda, namun ada beberapa kata, keluhan, atau kalimat yang sebaiknya Anda hindari bahkan ketika Anda sedang marah atau kecewa sekalipun. Perkataan yang berbahaya ini tidak bisa Anda tarik kembali dan hanya akan mengusik rumah tangga Anda. Kalimat-kalimat ini pun dapat menyakiti perasaan pasangan Anda bahkan meretakkan fondasi pernikahan yang telah dibangun. Jadi, pikir baik-baik sebelum berbicara karena kata-kata yang Anda ucapkan menentukan keberhasilan pernikahan Anda. Saran kami, hindari mengucapkan hal-hal ini pada suami Anda:
1. Penyesalan akan pernikahan Anda
Mungkin ada saatnya Anda sedang disibukkan dengan urusan rumah tangga, sedangkan para sahabat lajang Anda tampak menikmati kebebasan mereka. Anda pun berucap, "andai aku masih single". Atau mungkin pasangan Anda tidak memenuhi suatu ekspektasi Anda, sehingga Anda berkata, "harusnya aku tidak menikah denganmu". Pernyataan-pernyataan yang menyiratkan rasa penyesalan tersebut dapat membuat suami merasa gagal dalam pernikahan ini. Kalimat tersebut juga menyakitkan dan tidak produktif, karena seharusnya Anda memegang teguh komitmen yang terucap di hari pernikahan untuk menjalani rumah tangga bersama selamanya.
2. Membandingkan suami dan pernikahan Anda dengan orang lain
Rumput tetangga memang kerap kali terlihat lebih hijau, sehingga tak jarang terlontar kalimat yang membandingkan pasangan dan rumah tangga Anda dengan milik orang lain. Misalnya, "Temanku mengajak istrinya merayakan ulang tahun pernikahan ke Paris, kenapa kita tidak pergi juga?" atau, "coba kamu bisa seperti suami temanku itu, dia rajin sekali membantu pekerjaan rumah istrinya". Mungkin Anda lupa kalau setiap rumah tangga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, dan tidak ada pernikahan yang betul-betul sempurna. Pasangan yang tampak selalu harmonis pun pasti pernah mengalami tantangan dalam pernikahannya. Untuk itu, sebaiknya Anda berhenti membandingkan kehidupan Anda dengan orang lain dan fokus pada hubungan Anda dengan suami, agar Anda berdua dapat saling berusaha memenuhi ekspektasi satu sama lain.
3. Mencela keluarga atau teman mereka
Bahkan jika keluarga atau teman suami Anda sangatlah menyebalkan, hindari mengucapkan kalimat yang mencela mereka di depan suami Anda. Tahan keinginan untuk mengatakan hal seperti, "bagaimana kamu bisa tahan berteman dengannya? Dia kan jorok sekali!" atau "aku tidak tahan dengan ocehan ibumu yang cerewet". Jika Anda memiliki masalah dengan kerabat atau temannya, jelaskan alasan di balik masalah tersebut dengan harapan suami Anda dapat mengerti mengapa Anda merasa demikian, atau bahkan membantu Anda menyelesaikan masalah tersebut. Dengan begitu, Anda akan terhindar dari momen-momen canggung saat orang yang Anda maksud mendengar pembicaraan Anda atau memaksa suami Anda untuk berpihak pada satu sisi saja.
4. Menyinggung mantan kekasih
Topik seputar hubungan masa lalu kerap menjadi hal yang sensitive untuk dibahas bersama pasangan, maka dari itu bayangkan betapa menyakitkannya jika Anda membandingkan suami dengan mantan kekasih Anda terdahulu. Jangan sekalipun berkata seperti, "dulu mantanku selalu memberiku bunga setiap bulan", atau "saat kami berkencan dulu, mantanku sering melakukan hal ini untukku," karena tidak sepantasnya Anda membandingkan pasangan dengan mantan kekasih yang jelas-jelas tidak berhasil menjalin hubungan dengan Anda. Fokus saja pada hubungan rumah tangga Anda sekarang dan tak usah mengungkit-ungkit kebaikan mantan pacar Anda. Daripada membanding-bandingkan, cobalah berkomunikasi dengan lebih konstruktif. Jika Anda ingin suami melakukan sesuatu cukup katakan, "aku akan senang sekali kalau kamu membantuku dengan hal ini."
5. Meremehkan hobi atau karier suami
Pasangan suami istri haruslah saling menghargai, jadi hindari mengatakan sesuatu yang meremehkan hal-hal yang mereka banggakan, seperti hobi atau karier, karena hal ini dapat membuat pasangan merasa direndahkan. Mungkin hobi atau pekerjaan suami Anda anggap biasa-biasa saja, namun baginya hal tersebut menentukan jati diri personalnya. Maka, jika Anda mengutarakan ketidaksukaan atau meremehkan dua aspek itu, sama saja Anda menyerang identitas suami sebagai individu. Cobalah untuk melihat hobi atau pekerjaan suami dari sudut pandangnya, sehingga Anda bisa mengerti cinta dan passion di balik kedua hal ini, beri dukungan dan kritik yang membangun jika Anda merasa suami masih dapat berkembang.
6. Kalimat yang membuatnya merasa bodoh
Suami Anda mungkin tak handal di dapur, kerap melontarkan ide dan lelucon konyol, atau sering lupa di mana ia meletakkan kunci mobil, meski demikian tak perlu bersikap terlalu kritis atau menyalahkan sehingga ia merasa bodoh. Kalimat seperti, "Masa begitu saja tidak bisa? Coba pikir baik-baik!", "ini semua salahmu," atau "idemu bodoh sekali", bukanlah merupakan pilihan yang baik untuk situasi ini. Bukan tak mungkin suami Anda pun merasa rendah diri atau kurang percaya diri karena kata-kata Anda. Dibanding memarahinya, lebih baik Anda berbagi ilmu atau mencari solusinya bersama-sama. Bisa saja, suami pun dapat mengajarkan hal lain yang lebih dia kuasai pada Anda.
7. Kata cerai
Sekali saja Anda menyebut perceraian pada suami saat sedang berargumen atau bertengkar, kata itu akan terus menghantui pernikahan Anda. Rumah tangga Anda pun akan selalu dibayang-bayangi dengan keraguan, insecurity, atau rasa curiga. Memang sebaiknya pasangan suami istri jangan terlalu mudah melempar kata perceraian, meski hanya berniat mengancam. Karena, hal ini menunjukkan kurangnya komitmen dan keyakinan untuk mempertahankan rumah tangga hingga akhir hayat. Kecuali melibatkan kekerasan dalam rumah tangga atau masalah serius lainnya, cobalah untuk menghadapi tantangan pernikahan bersama-sama sesuai dengan ikrar yang terucap di hari pernikahan dulu.