Blog / Wedding Ideas / 7 Etika Bermedia Sosial di Acara Pernikahan sebagai Tamu Undangan

7 Etika Bermedia Sosial di Acara Pernikahan sebagai Tamu Undangan

Warna:
Tambahkan ke Board
7-etika-bermedia-sosial-di-acara-pernikahan-sebagai-tamu-undangan-1

Media sosial membuat banyak orang fear of missing out (FOMO) atau takut kehilangan momen. Alhasil sekecil apapun momen yang tercipta seolah harus "disebarkan" ke seluruh sosial media. Ada yang menyebutnya sebagai mengabadikan momen dan ada juga yang menganggapnya sebagai cara untuk menunjukkan rasa yang sama dengan orang yang mengalami momen tersebut.

Pada momen pernikahan misalnya, pada saat kedua pengantin mengikrarkan janji mereka untuk setia dalam membangun keluarga, banyak kamera yang kemudian menyorot mengabadikan momen ini. Kadang kalau "ekspresi" ini justru mengaburkan momen sakral yang terbentuk saat ikrar janji tersebut terjadi. Karena masing-masing orang lebih fokus pada layer kamera pada handphone mereka yang tengah merekam.

"Bagaimana kita bersikap ketika menghadiri sebuah undangan pernikahan, sebenarnya menggambarkan bagaimana kualitas hubungan kita dengan pengantin," ucap pakar etika Taylor Perramond. "Jadi Anda bertindak tidak bijaksana, maka secara tidak langsung Anda tidak menghargai si pengundang alias pengantin dan keluarganya," imbuhnya.

Dan tahukah Anda jika sesungguhnya sebagai tamu undangan pada momen pernikahan, sebenarnya memiliki etika yang harus dijaga. Terutama etika dalam bermedia sosial pada momen sakral ini. Meski Anda sahabat dekat atau keluarga dekat, bukan berarti Anda sah-sah saja untuk mengunggah keseluruhan acara akad atau pemberkatan. Karena itu penting untuk memahami etiket bermedia sosial ketika menghadiri pernikahan. Berikut panduan lengkapnya :

7 Etika Bermedia Sosial di Acara Pernikahan sebagai Tamu Undangan Image 1

  1. Mendahului pengantin untuk mengumumkan pernikahannya.
    Hal yang wajar memang jika Anda sebagai sahabat, rekan kerja atau keluarga ikut merasa bahagia ketika ada orang yang Anda kenal memberikan undangan pernikahannya. Dan ekspresi bahagia ini Anda bagikan dalam bentuk postingan di sosial media. Apakah ini salah? Menurut Parramond, tindakan tersebut tidaklah tepat. "Meskipun Anda ada di daftar 'orang penting' dalam lingkaran kekerabatan atau kekeluargaan pengantin, bukan berarti Anda berhak mengambil momen mereka," tegasnya. Seharusnya yang mengumumkan pertama kali akan adanya hari bahagia ini adalah kedua pengantin. "Don't steal their thunder." Dan jika Anda tetap melakukannya maka Anda tengah melanggar privasi mereka. Bahkan mengunggah undangan pernikahan atau foto prewedding pasangan pun menurut Perramond adalah tindakan yang melanggar etika. "Karena bisa jadi pengantin ingin membuatnya sebagai momen private. Plus membagikan undangan bisa membuat pengantin harus berhadapan dengan pertanyaan dari orang-orang yang merasa dekat tapi tidak diundang."
  2. Tanyakan preferensi pengantin tentang penggunaan ponsel di momen pernikahan mereka.
    Meskipun ponsel sudah menjadi bagian penting dalam menjalani rutinitas kehidupan, bukan berarti semua orang merasa nyaman banyak ponsel memburu mereka pada momen pernikahannya. Ada pengantin yang ingin momen ini diabadikan secara profesional, maka mereka meminta bantuan profesional mulai dari fotografer, videografer, sampai content creator. Tapi ada juga pengantin yang ingin mengisi momen sakral ini dengan interaksi yang hangat dengan seluruh tamu undangan, tanpa banyak kamera ponsel yang merekam. Jadi penting untuk bertanya pada pengantin atau memeriksa pada wedding website mereka tentang detail penggunaan ponsel di acara pernikahan mereka.
  3. Mengunggah foto pengantin sebelum akad atau pemberkatan berlangsung.
    Jika Anda menjadi orang yang memiliki privilege untuk melihat tampilan pengantin sebelum bertemu pasangannya untuk mengikat janji, jangan membagikan unggahan brides look. Mengapa? Karena bisa saja pasangannya atau orang di lingkaran pasangannya melihat unggahan tersebut sehingga menghilangkan momen surprise ketika keduanya bertemu sebelum mengikat janji. Kecuali, ada pemberitahuan bahwa tamu undangan diperbolehkan membagikan momen secara real time dengan menggunakan tagar yang sudah disiapkan, maka ini artinya pengantin memang mengajak Anda untuk terlibat di perayaan pernikahan mereka via media sosial. "Tapi sesungguhnya tetap tidak akan mengurangi makna bahagia jika Anda mengunggah momen-momen penting tersebut sehari setelah hari-H. Alasannya sesederhana Anda berada secara utuh atau being present pada momen penting dari orang yang sudah mengundang Anda," ucapnya dengan tegas.

    7 Etika Bermedia Sosial di Acara Pernikahan sebagai Tamu Undangan Image 2
  4. Live Streaming tanpa ijin.
    Saat ini livestreaming menjadi fitur untuk membuat tamu undangan yang tidak hadir bisa merasakan momen yang sakral ini secara langsung. "Etikanya Anda bertanya terlebih dahulu kepada pengantin apakah boleh untuk melakukan live streaming di momen sakral mereka." Dan jika pengantin tidak keberatan, pastikan link live streaming yang Anda bagikan hanya bisa diakses oleh orang-orang yang sudah terdaftar. "Jangan bagikan link live streaming di media sosial jika pengantin tidak mengetahuinya."
  5. Merekam seluruh momen sakral pernikahan.
    Momen penting bukan berarti semua orang harus mengeluarkan ponsel atau gadget untuk merekamnya. "Karena ini bisa jadi mendistraksi kerja orang-orang yang memang secara profesional diminta untuk merekamnya," sambung Parramond. Lebih lanjut Paramond menyarankan untuk kita melakukan refleksi, apakah dengan merekam seluruh momen sakral ini maka Anda bisa menikmati momennya secara sempurna? "Hargai keinginan pengantin untuk menjadikan Anda sebagai "saksi" pernikahan dengan benar-benar menikmati momen yang terjadi tanpa sibuk merekam serta mengunggahnya ke media sosial."
  6. Jangan membagikan komen negatif tentang pernikahan orang lain secara terbuka.
    Menurut Parramond, menggunakan media sosial wajib dengan bijaksana. "Jangan mengunggah komentar negatif tentang pernikahan seseorang." Adalah wajar dalam satu event yang terselenggara ada kekurangan yang terjadi. Dan pernikahan bukanlah sekadar even mengumpulkan tamu, tapi juga momen penting dalam kehidupan seseorang. Jadi jangan merusak momen bahagia orang lain demi sekadar meningkatkan interaksi logaritma di akun media sosial Anda.
  7. Jangan mengunggah foto atau video konyol dari pengantin.
    Meskipun pengantin adalah pasangan yang fun dan kocak, namun pada dasarnya mereka tetap ingin mengenang momen ini dengan hal-hal bahagia. Karena momen ini mereka persiapkan jauh-jauh hari, dengan konsep yang berasal dari mimpi masa kecil, serta membutuhkan dana yang besar. "Plus kita tidak pernah tahu bagaimana unggahan video atau foto konyol dari pengantin ini akan bergulir di media sosial. Jadi jangan rusak momen bahagia mereka dengan "keriuhan" di media sosial yang sebenarnya bisa diminimalisir."

Vendor yang mungkin anda suka

Instagram Bridestory

Ikuti akun Instagram @thebridestory untuk beragam inspirasi pernikahan

Kunjungi Sekarang
Kunjungi Sekarang