Blog / Relationship Tips / 6 Tips Mengatasi Konflik antara Besan Menjelang Pernikahan

6 Tips Mengatasi Konflik antara Besan Menjelang Pernikahan

Warna:
Tambahkan ke Board
6-tips-mengatasi-konflik-antara-besan-menjelang-pernikahan-1

Pernikahan tidak hanya menjadi momentum penyatuan antara dua individu, tetapi juga dua keluarga. Itulah mengapa dalam setiap proses perencanaan pernikahan terkadang dapat membawa sejumlah rintangan. Salah satu situasi yang sering dihadapi oleh calon pengantin adalah perselisihan antara ibu mempelai wanita dan ibu mempelai pria. Masalah yang bersumber dari orang tua seperti ini jelas dapat menimbulkan tantangan baru bagi kedua calon mempelai karena bisa mempengaruhi suasana menjelang pernikahan yang seharusnya diisi dengan kebahagiaan. Meski demikian, bukan berarti Anda yang tengah mengalami hal serupa tidak bisa melakukan apa pun. Menghadapi situasi di mana pihak keluarga saling berseteru memerlukan kebijaksanaan dan strategi yang tepat untuk menyelesaikannya. Berikut adalah sejumlah tips yang bisa dilakukan apabila ibu Anda dan ibu pasangan tidak akur menjelang acara pernikahan.

  1. Cari Tahu dari Mana Semua Konflik Tersebut Berasal
    Sebagai mempelai, langkah awal yang paling bijak adalah mencari tahu terlebih dahulu sumber ketegangan antara ibu Anda dan ibu pasangan Anda. Konflik yang terjadi mungkin saja timbul akibat beragam faktor, seperti perbedaan budaya, kepribadian, agama, ataupun hierarki dalam keluarga. Misalnya saja, perbedaan budaya atau agama mungkin akan memengaruhi pandangan tentang adat atau tradisi yang akan diimplementasikan ke dalam pernikahan, sementara perbedaan gaya komunikasi bisa membuat mereka merasa tidak dihargai sehingga mengakibatkan kesalahpahaman. Hierarki keluarga juga bisa berperan apabila ada harapan atau aturan yang berbeda terkait siapa saja yang berperan dalam pengambilan keputusan selama perencanaan pernikahan. Memahami asal-usul konflik yang sedang terjadi dapat membantu calon pengantin dalam menemukan solusi terbaik sehingga wedding planning dapat berjalan lebih lancar.
  2. Ketahui Kapan Harus Melakukan Tindakan
    Perlu diingat, tidak semua masalah di antara ibu harus diintervensi oleh calon pengantin. Ini semua tergantung pada bagaimana level konflik yang tengah dihadapi. Jika masalah tersebut terhitung ringan, para ibu umumnya masih bisa menyelesaikan permasalahan mereka secara mandiri. Namun, apabila konflik yang terjadi cenderung berat, maka calon pengantin disarankan untuk segera melakukan tindakan nyata ketika menyadari bahwa masalah tersebut sudah mulai berdampak pada hubungan Anda dan pasangan atau mengganggu jalannya proses perencanaan pernikahan. Cobalah untuk mencari tahu siapa pihak yang menyebabkan masalah terlebih dahulu. Jika jawabannya adalah ibu Anda, maka lakukan pertemuan secara pribadi dengan ibu Anda demi bisa mengidentifikasi akar permasalahan. Pasangan Anda juga sebaiknya melakukan hal yang serupa dengan sang ibu, mengingat biasanya para ibu akan merasa lebih nyaman ketika berbicara dari hati ke hati dengan anaknya sendiri. Setelah berhasil meredakan emosi mereka, ajak kedua belah pihak orang tua untuk dapat bertemu secara langsung dengan tujuan mencari penyelesaian bersama.
  3. Buat Batasan yang Jelas
    Ketika tibanya seorang anak akan menikah, para orang tua umumnya memiliki keinginan yang kuat untuk bisa melihat pernikahan anak mereka berjalan lancar dan sesuai dengan harapan mereka. Sayangnya, harapan tersebut membuat mereka tanpa sadar merasa perlu untuk terlibat lebih jauh dalam setiap pengambilan keputusan terkait pernikahan. Itulah mengapa menerapkan batasan yang jelas kepada anggota keluarga perlu untuk dilakukan. Batasan yang dimaksud dapat mencakup pengaturan yang spesifik mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing ibu selama proses persiapan pernikahan. Misalnya, satu ibu bisa mengambil tanggung jawab untuk bagian katering, sementara yang lain mengurus seragam keluarga. Pastikan kedua ibu sepakat dengan pembagian tugas ini dan memahami bahwa setiap orang memiliki area tanggung jawab masing-masing. Selain itu, cobalah berikan pengertian pada kedua ibu, bahwa dalam konteks perencanaan, segala keputusan akhir hanya dapat ditentukan oleh Anda dan pasangan.
  4. Komunikasikan Secara Terbuka
    Anda bisa mengatur pertemuan khusus yang difasilitasi dalam suasana santai dan netral, seperti di sebuah kafe atau rumah yang terhindar dari keramaian. Kemudian, doronglah kedua ibu untuk secara terbuka menyampaikan harapan, perasaan, dan kekhawatiran mereka terkait rencana pernikahan. Anda dapat berperan sebagai mediator yang mampu mendengarkan segala keresahan mereka dengan penuh empati. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung, calon pengantin akan membantu kedua ibu agar merasa lebih nyaman selama berdiskusi. Jangan lupa untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas partisipasi dan dukungan mereka dalam proses perencanaan pernikahan Anda. Nah, ketika segala hal sudah dilakukan, namun Anda masih belum menemukan titik terang, pasangan bisa mengundang pihak ketiga yang netral, seperti perencana pernikahan atau mediator profesional, untuk dapat mengawasi jalannya percakapan sekaligus mencarikan solusi terbaik.
  5. Tetaplah Netral dan Jangan Memihak
    Menghadapi ketidakharmonisan antara ibu dari pengantin wanita dan ibu dari pengantin pria memang tidaklah mudah. Anda harus memastikan bahwa semua pihak merasa didengar dan dihargai. Memihak salah satu ibu hanya akan memperburuk situasi dan menimbulkan perasaan tidak adil atau tersingkirkan pada pihak lainnya. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk tetap menjaga netralitas dengan cara mendengarkan sudut pandang kedua belah pihak dengan penuh rasa empati. Tunjukkan rasa hormat dan tetaplah bersikap setara terhadap pendapat masing-masing ibu. Dengan demikian, calon pengantin dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi perdamaian dan kerjasama antara kedua belah pihak.
  6. Pastikan Komunikasi dengan Pasangan Tetap Terjaga
    Komunikasi yang terbuka memungkinkan pasangan untuk menyelaraskan harapan mereka satu sama lain. Jadi, meskipun terkadang akan ada perbedaan pendapat yang sering muncul, tetaplah berkomitmen untuk terus membangun hubungan yang positif dan saling mendukung satu sama lain. Karena keharmonisan dengan pasangan memungkinkan Anda berdua untuk tetap berada dalam satu haluan ketika harus menghadapi berbagai tantangan sebagai sebuah tim, termasuk yang melibatkan pihak orang tua. Selain itu, melakukan diskusi tatap muka sangatlah disarankan agar para pasangan lebih mudah mengekspresikan perasaan dan harapan mereka terkait pernikahan, sekaligus memberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah secara langsung sehingga ikatan emosional yang lebih kuat dapat tercipta.

Vendor yang mungkin anda suka

Instagram Bridestory

Ikuti akun Instagram @thebridestory untuk beragam inspirasi pernikahan

Kunjungi Sekarang
Kunjungi Sekarang