Blog / Relationship Tips / 6 Tips Berbagi Tugas Rumah Tangga dengan Pasangan setelah Menikah

6 Tips Berbagi Tugas Rumah Tangga dengan Pasangan setelah Menikah

Warna:
Tambahkan ke Board
6-tips-berbagi-tugas-rumah-tangga-dengan-pasangan-setelah-menikah-1

Euforia pesta pernikahan yang dinanti kini telah usai. Sekarang, saatnya untuk memasuki gerbang kehidupan yang baru dengan hidup bersama pasangan di bawah atap yang sama. Tidak akan ada lagi orang tua yang akan mengatur segalanya, kini Anda berdua yang harus mengatur dan menjalani kehidupan bersama. Itulah mengapa setelah menikah, para pasangan perlu melakukan banyak kompromi demi bisa menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis, termasuk ketika diharuskan untuk berbicara soal urusan domestik.

Ingat, begitu Anda menempati sebuah rumah bersama, maka hendaknya kebersihan tempat tinggal tersebut menjadi tanggung jawab Anda berdua. Pembagian daftar tugas rumah tangga pun perlu disepakati sejak awal karena tanggung jawab seperti mencuci pakaian, memasak, atau membersihkan rumah harus dibagi secara adil. Hal ini untuk mencegah beban jatuh hanya kepada salah satu pihak saja, yang dikhawatirkan apabila tidak dilakukan dengan semestinya, maka dapat berpengaruh terhadap dinamika hubungan.

Apa saja kiat yang bisa Anda lakukan untuk membagi pekerjaan rumah tangga? Ikuti panduan berikut ini.

6 Tips Berbagi Tugas Rumah Tangga dengan Pasangan setelah Menikah Image 1

  1. Samakan Tujuan tentang Rumah Impian
    Setiap pasangan tentu memiliki bayangan tentang seperti apa kondisi rumah dan lingkungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penting untuk bisa meluangkan waktu duduk berdua demi bisa menyamakan visi tentang standar kerapian, kebersihan, dan kenyamanan yang Anda berdua cita-citakan. Ketika visi tersebut sudah disepakati, maka pasangan dapat lebih mudah menyusun pembagian tugas yang merata dan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, diskusi ini juga bisa menjadi kesempatan bagi pasangan untuk berbagi pandangan tentang nilai-nilai yang akan dijunjung dalam rumah tangga, seperti keseimbangan antara urusan pekerjaan dan waktu berkualitas dengan anggota keluarga hingga tanggung jawab bersama dalam menjaga tempat tinggal.
  2. Buat Daftar Pekerjaan Rumah
    Tentu saja Anda harus memulainya dengan membuat daftar lengkap pekerjaan rumah secara mendetail agar lebih terorganisir. Bagilah daftar panjang urusan domestik tersebut ke dalam tugas harian, mingguan, hingga bulanan. Misalnya, tugas harian bisa meliputi mencuci piring, merapikan tempat tidur, hingga menyapu dan mengepel lantai. Sedangkan tugas mingguan seperti membersihkan kamar mandi, belanja kebutuhan rumah tangga, atau merawat tanaman bisa dijadwalkan pada hari tertentu. Sementara itu, tugas bulanan seperti merapikan gudang, mengecek kondisi atau memperbaiki bagian rumah yang mulai rusak, ataupun melakukan pembersihan mendalam (deep cleaning) di setiap sudut ruangan, bisa direncanakan saat Anda berdua memiliki waktu luang. Ingatlah bahwa pembuatan daftar pekerjaan rumah yang terperinci memungkinkan pasangan untuk lebih bijak dalam mengelola waktu dan kapasitas tenaga.
  3. Bagi Tugas dengan Pasangan
    Anda dapat membagi tanggung jawab dalam urusan domestik berdasarkan waktu luang, kemampuan, ataupun preferensi masing-masing. Cara ini memungkinkan setiap pasangan untuk merasa lebih nyaman dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, sekaligus meminimalisir terjadinya konflik. Sebagai contoh, jika Anda kurang mahir menyetrika pakaian sementara pasangan Anda lebih terampil, maka tugas tersebut bisa diserahkan kepada pasangan Anda. Sebagai gantinya, Anda bisa menangani tugas lain yang lebih dikuasai, seperti membersihkan kamar mandi atau menyapu lantai. Meski cara pembagian tugas seperti ini sangat membantu, namun kurangnya pengalaman seharusnya tidak menjadi alasan untuk menghindari suatu tugas. Justru, pasangan suami-istri dapat menggunakan kesempatan ini untuk saling belajar dan melatih keterampilan bersama. Bila Anda dan pasangan sama-sama tidak menyukai jenis pekerjaan rumah tertentu, cobalah mencari solusi berdua untuk menyelesaikannya dengan cara yang lebih kompromis. Misalnya, pasangan yang belum terbiasa memasak dapat mencoba resep sederhana bersama, atau Anda berdua dapat mempelajari bagaimana cara merawat rumput dan tanaman di halaman rumah agar tetap indah dan terawat.
  4. Pisahkan Tugas Berdasarkan Skala Prioritas
    Beberapa jenis pekerjaan rumah biasanya dapat dikerjakan dalam kurun waktu yang berbeda-beda, ada yang harus diselesaikan setiap hari, setiap minggu, atau bahkan boleh setiap bulan, tergantung pada seberapa besar tingkat urgensinya. Di sinilah Anda dan pasangan perlu mengambil langkah yang bijak untuk memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Tugas-tugas yang lebih mendesak, seperti memasak, membersihkan lantai, atau mencuci pakaian, biasanya lebih diprioritaskan karena akan berdampak langsung pada kenyamanan sehari-hari. Sementara itu, tugas yang bisa ditunda, seperti membersihkan perabot atau mengecek kondisi rumah secara keseluruhan, dapat dilakukan di waktu senggang. Dengan demikian, Anda tidak hanya akan mencegah beban kerja yang tidak merata, tetapi juga mendorong rutinitas yang lebih terorganisir.
  5. Jangan Terlalu Memaksakan Kehendak
    Ingat, tetaplah fleksibel ketika pasangan Anda mencoba menyelesaikan sebuah tugas dengan caranya sendiri. Tidak perlu terlalu kaku dengan memaksa pasangan untuk selalu mengikuti cara Anda, biarkan ia tetap melaksanakan tugas tersebut selama hasil akhirnya sesuai harapan. Sebagai contoh, Anda mungkin memiliki cara tertentu dalam menyusun atau melipat pakaian ke dalam lemari setelah disetrika, sedangkan pasangan melakukannya dengan metode yang berbeda, maka biarkan hal itu berjalan. Karena setiap orang tentu memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyelesaikan pekerjaan rumah. Bebasan pasangan untuk menggunakan metode yang menurutnya nyaman demi bisa meningkatkan rasa percaya diri.
  6. Lakukan Evaluasi Secara Berkala
    Anda dan pasangan perlu melakukan evaluasi ulang setiap minggunya untuk memastikan pembagian urusan domestik berjalan sesuai rencana. Nah, ketika ada salah satu pasangan yang tidak menepati jadwal, penting untuk mengomunikasikan hal tersebut dengan kepala dingin. Alih-alih langsung mengkritik, coba tanyakan alasan di balik kelalaian yang ia lakukan dengan mengedepankan rasa empati. Apakah pasangan merasa kewalahan atau bahkan belum memiliki keterampilan yang cukup dari pekerjaan tersebut? Mulailah dengan berdialog untuk mencari solusi dari masalah yang ada, entah itu dengan menyesuaikan kembali pembagian tugas yang telah ditetapkan atau dengan merubah jadwal kapan pekerjaan tersebut harus dilakukan.
    Tahap evaluasi ini juga bisa dimanfaatkan untuk membahas ulang mengenai preferensi masing-masing terkait pekerjaan rumah. Karena selama menjalani rutinitas tertentu, mungkin saja terdapat perubahaan preferensi yang dirasakan salah satu pihak. Misalnya, Anda atau pasangan mungkin merasa lebih nyaman melakukan tugas tertentu atau tertarik mencoba pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan oleh pasangan. Jika demikian, maka Anda berdua dapat saling bertukar tugas sesuai kebutuhan dan kenyamanan masing-masing.

Vendor yang mungkin anda suka

Instagram Bridestory

Ikuti akun Instagram @thebridestory untuk beragam inspirasi pernikahan

Kunjungi Sekarang
Kunjungi Sekarang