Dari sekian banyak penyebab selisih paham dalam berumah tangga, urusan finansial adalah yang paling sensitif. Bahkan di Indonesia, 24% penyebab perceraian adalah karena masalah keuangan. Ini berdasarkan data Kementerian Agama, khususnya Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung 2014. Disebutkan dari 285.184 kasus perceraian, ada sebanyak 67.891 kasus atau 24% diantaranya terjadi karena masalah ekonomi.
Itu mengapa jauh sebelum menjawab, "I Do", atas lamaran pasangan, harus memiliki kesamaan visi dan misi mengatur finansial dalam rumah tangga. Mendiskusikan urusan finansial sebelum menikah, akan menyelamatkan Anda dan pasangan dari stres atau bahkan frustrasi di masa depan. Sekali Anda mengabaikan red flag atau tanda bahaya yang muncul tentang urusan finansial ketika masih pacaran, maka kejadian serupa bisa muncul lagi setelah resmi menikah. Sebab masalah finansial tidak pernah benar-benar hilang jika tidak diselesaikan dengan pemahaman finansial yang sama.
Untuk itu setidaknya ada 5 diskusi finansial yang wajib dibicarakan Anda dengan pasangan. Dan inilah 5 topik diskusi finansial tersebut:
- Apakah Anda tipe spender atau saver?
Spender dan saver adalah karakteristik seseorang dalam mengalokasikan pendapatannya. Karakter spender adalah mereka yang gemar menggunakan uangnya untuk membeli barang dan jasa demi mendapatkan kepuasan sesaat. Sedangkan saver adalah orang yang sangat memprioritaskan tujuan keuangannya.
Membicarakan hal ini terbuka kepada calon suami akan membantu menciptakan strategi yang tepat agar status keuangan tetap sehat. Plus karena sudah sama-sama tahu karakter secara finansial, maka setelah menikah tidak kaget atau bahkan frustasi karena merasa pasangan tidak satu visi dalam mengelola keuangan. Tapi harus diingat membicarakan hal ini bukan untuk "menghakimi" siapa yang akan menjadi sumber masalah keuangan. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan strategi demi mencapai tujuan finansial bersama.
- Bicarakan secara terbuka tentang status kredit atau pinjaman dari masing-masing pihak.
Topik ini sangat penting karena calon pasangan Anda harus benar-benar tahu tanggung jawab finansial apa yang dipikul bersama. Disamping itu status kredit atau pinjaman akan sangat memengaruhi disetujui atau tidaknya pengajuan KPR berikutnya. Jadi ketimbang menyimpan potensi percekcokan di saat ingin membeli rumah saat menikah, lebih baik membicarakannya jauh sebelum sepakat menikah.
- Perlukah membuat tabungan bersama atau dibiarkan terpisah?
Membuat tabungan bersama atau terpisah akan sangat memengaruhi bagaimana pembagian tanggung jawab finansial, seperti pembayaran listrik, air, telepon, internet, bahkan cicilan-cicilan. Jika Anda dan pasangan sepakat untuk membuat tabungan terpisah, maka diskusikan juga besaran kontribusi masing-masing dalam membayar berbagai pengeluaran. Lalu sepakati juga tentang siapa yang berperan sebagai "manajer keuangan" dalam rumah tangga. Tujuannya adalah agar Anda dan pasangan sama-sama bertanggung jawab atas pengeluaran serta pendapatan. Rekening tabungan hanyalah alat untuk membuat pengelolaan keuangan lebih terukur.
- Bicarakan bagaimana Anda "membeli" kesenangan dari hasil kerja keras.
Karena topik finansial tidak hanya tentang pengeluaran dan pendapatan, tapi juga tentang mengalokasikan kesenangan. Ketahuilah bagaimana pasangan menghabiskan uangnya yang bisa membuatnya bahagia, apakah dengan membeli sepatu, tas, baju atau sekadar perawatan tubuh di salon. Setelah mengetahui hal tersebut, diskusikan juga tentang bagaimana memenuhi kebutuhan akan kesenangan ini. Apakah dilakukan secara bergantian atau menentukan besaran pengeluaran untuk kesenangan bagi Anda dan pasangan. Dan ingat, jika sudah disepakati sebaiknya tidak ada yang merasa diperlakukan tidak adil.
- Bicarakan apa yang menjadi ekspektasi Anda dan pasangan secara finansial.
Saat belum menikah, Anda dan pasangan tentu punya model pengelolaan finansialnya sendiri. Tentu model pengelolaan ini berdasar pada ekspektasi finansial seperti apa yang ingin diwujudkan. Karena pernikahan melebur dua visi menjadi satu misi, maka Anda dan pasangan penting untuk saling membicarakan ekspektasi finansial. Adapun beberapa pertanyaan yang bisa membantu Anda dan pasangan untuk memiliki gambaran jelas tentang ekspektasi finansial adalah :
●Berapa besarkah porsi pengeluaran yang ideal menurut kamu?
●Berapa besarkah kamu biasanya mengalokasikan dana untuk membeli hadiah kepada keluarga dan teman?
●Berapa besarkah sebaiknya kita saling berkontribusi dalam menyiapkan dana pensiun?
●Menurut kamu, model liburan seperti apa yang cocok untuk kita nantinya?
●Seberapa seringkah kamu makan di luar dalam seminggu?
Kelima topik finansial di atas akan membantu status keuangan Anda tetap pada jalur yang benar ketika berumah tangga nantinya. Sehingga pernikahan tidak hanya membuat Anda menemukan jodoh dengan ikatan emosional yang kuat, tapi juga berjodoh dalam mengelola keuangan.