Photography: unsplash.com
Ketika dua orang memutuskan untuk menikah, biasanya keputusan tersebut didasari oleh cinta. Alasan lainnya mungkin karena mereka telah menemukan sosok pendamping hidup yang dapat saling melengkapi, yang seimbang dan sepadan, serta memiliki komitmen yang sama untuk membangun masa depan bersama. Namun sayangnya, ada pula yang memutuskan untuk menikah karena alasan-alasan lain yang kurang tepat.
Meski kadang memang keputusan yang salah ini diambil karena desakan situasi, namun sebaiknya sebelum memutuskan untuk memasuki kehidupan pernikahan, Anda menimbang-nimbang dengan baik dan seksama serta sebisa mungkin menghindari alasan-alasan yang salah berikut ini agar kehidupan rumah tangga Anda senantiasa bahagia dan memiliki fondasi yang kokoh untuk menghadapi segala rintangan.
"Saya tidak ingin merasa kesepian dan sendiri."
Pertama-tama, sendiri dan kesepian adalah dua hal yang berbeda. Bisa saja Anda hidup sendiri namun tidak merasa kesepian karena menjalani hidup dengan bahagia dan mampu memenuhi kebutuhan sendiri, tanpa memerlukan bantuan dari kekasih. Bukan berarti pula jika Anda kesepian, lalu menjalin hubungan dengan seseorang, Anda akan langsung merasa lengkap dan bahagia. Jadi, jangan menggantungkan kebahagiaan Anda pada orang lain, karena hal itu adalah tanggung jawab Anda sendiri. Jika Anda tidak bisa memberikan kebahagiaan pada diri Anda sendiri, tidak ada orang lain bahkan suami sekalipun yang dapat membuat Anda bahagia. Menikah hanya karena Anda tidak ingin hidup sendiri akan menjadi sebuah kesalahan karena Anda akan menuntut pasangan untuk membahagiakan dan selalu menemani Anda. Jika kemudian tak sesuai dengan ekspektasi Anda, maka pernikahan tersebut akan dirundung permasalahan dan penyesalan.
"Keluarga terus menekan saya untuk segera menikah."
Memang sulit rasanya bila orang tua atau anggota keluarga lain terus-terusan memberi tekanan pada Anda untuk segera mengakhiri masa lajang. Terlebih jika itu tidak sesuai dengan keinginan Anda. Dilema dan rasa bimbang akan memenuhi pikiran Anda yang ingin menyenangkan keluarga namun ingin menentukan jalan hidup Anda sendiri. Berikan pengertian bahwa yang akan menjalani pernikahan kelak adalah Anda, buka Ayah, Ibu atau orang lain. Jika hanya sekadar untuk menyenangkan hati seseorang, pernikahan tersebut tidak akan memiliki dasar yang kokoh untuk menghadapi semua pasang surut kehidupan rumah tangga. Hingga Anda menemukan orang yang Anda rasa tepat, membuat Anda bahagia, dan di saat yang tepat pula, barulah seharusnya Anda memutuskan untuk menikah. Dengan melihat Anda bahagia, orang-orang yang tulus menyayangi Anda pun akan turut bersukacita.
"Saya takut tidak menemukan orang yang lebih baik."
Jika alasan Anda menikah adalah karena takut tidak bisa menemukan orang lain yang lebih baik dari kekasih Anda yang sekarang, maka sebaiknya Anda berpikir ulang sebelum membuat keputusan. Jangan menjatuhkan pilihan pada orang yang tidak benar-benar Anda cintai, memiliki visi hidup yang sama, atau dapat menyeimbangkan kekurangan dan kelebihan Anda. Intinya, jangan menyerah dalam mencari dan memilah jodoh yang terbaik untuk Anda. Jika Anda sembarang memilih, bisa jadi Anda menyesal di kemudian hari. Yakinlah bahwa Anda berhak mendapat pasangan yang paling tepat untuk Anda, jadi jika hati kecil Anda berkata sebaliknya jangan cepat memutuskan untuk menikah. Jadi tak ada salahnya bersikap pemilih dan hati-hati dalam mencari calon pasangan, yang terpenting ikuti kata hati Anda sendiri.
"Saya membutuhkan uang atau orang untuk menafkahi saya."
Ini adalah salah satu alasan terburuk untuk memutuskan menikah dengan seseorang. Saat bertemu dengan seseorang dengan latar belakang finansial yang baik, mungkin Anda terbayang akan kehidupan yang mewah dan mapan setelah menikah dengannya. Namun bukanlah hal yang baik jika uang menjadi alasan dan dasar pernikahan Anda, karena kekayaan bisa saja habis sedangkan cinta dan komitmen tidak bisa dihargai dengan uang. Apakah lantas jika harta pasangan Anda kelak habis, lalu Anda akan meninggalkannya? Tentu hal ini harus dihindari. Apakah Anda bersedia mendampinginya bahkan dalam kondisi keuangan yang tersulit sekalipun, seperti yang terikrar di janji pernikahan Anda? Hal ini yang harus Anda perhatikan. Kami sungguh menyarankan Anda untuk memiliki kondisi keuangan yang stabil sebelum menikah serta tidak melarang Anda menikah dengan seseorang dengan kemampuan finansial yang berlebih. Namun sebaiknya Anda memilih pasangan berdasarkan kepribadian dan kecocokannya dengan Anda, serta rasa cinta dan saling mengasihi yang ia berikan buat semata hanya karena jumlah uang yang ia miliki.
"Saya ingin memperbaiki hubungan kami."
Banyak yang mengira pernikahan adalah solusi dari permasalahan yang dihadapi saat menjalin hubungan asmara dengan pasangan. Misalnya, rasa curiga, perselingkuhan, kebiasaan berbohong atau sikap buruk lainnya, yang diharapkan akan menghilang atau berubah menjadi lebih baik setelah Anda menjadi istrinya. Kenyataannya tidaklah demikian. Jangan menganggap hal yang telah menjadi kebiasaan buruk dapat Anda ubah setelah Anda berada satu rumah dengannya, bisa jadi hal itu justru semakin buruk. Sungguh pandangan yang salah jika Anda merasa bisa memperbaiki berbagai kekurangan, mengubahnya menjadi orang lain atau menyelesaikan masalah Anda setelah menikah. Temukan solusinya sekarang atau cari sosok pendamping lain yang lebih tepat untuk Anda.