Wajar saja jika seseorang melakukan kesalahan. Tapi beberapa perbuatan dan perkataan yang kurang tepat dapat membuat hubungan Anda dalam bahaya, terlebih jika dilakukan secara sering dan dalam kurun waktu yang panjang oleh pasangan suami dan istri. Bukan berarti Anda tidak boleh melakukan kesalahan sama sekali, namun ada baiknya Anda dan calon suami mengetahui kesalahan-kesalahan apa saja yang sering dilakukan pasangan dalam hubungan pernikahan agar sebisa mungkin dihindari. Mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan? Berikut adalah hal-hal yang kami sarankan untuk hindari:
1. Mengungkit masalah-masalah lama
Terkadang saat sedang mencoba mengatasi sebuah masalah yang dihadapi, sepasang suami istri justru mengalihkan fokus mereka pada masalah lama yang dialami di masa lalu. Entah karena salah satu dari mereka masih menyimpan dendam atau merasa masalah yang baru ini berasal dari kebiasaan buruk lama pasangan mereka. Apa pun alasannya, sering mengungkit masalah lama hanya akan membuat perdebatan Anda dengan pasangan menjadi tidak konstruktif dan kurang efektif, apalagi jika keduanya telah sepakat menyelesaikan masalah lama tersebut. Fokuslah pada isu-isu yang Anda hadapi sekarang, belajarlah cara untuk melupakan masa lalu yang sudah lewat, dan jangan menyeret pertengkaran lama ke konflik yang baru. Dengan begitu, Anda dapat menghindari pertengkaran soal masalah yang sama berulang kali di waktu mendatang.
2. Tidak menjaga keintiman
Kesalahan yang satu ini biasanya dibuat secara tidak sadar, terlebih oleh pasangan suami istri yang telah menikah cukup lama atau semakin disibukkan dengan pekerjaan atau mengurus anak-anak. Ketika banyak hal yang menyita perhatian, umumnya pasangan suami istri kerap melupakan intimasi sebagai sebuah prioritas dalam kehidupan pernikahan mereka. Hasilnya, pasangan tersebut menjadi kian menjauh, tidak terkoneksi, dan asyik dengan kesibukan masing-masing. Padahal sesibuk atau selelah apa pun Anda dengan aktivitas sehari-hari, atau seberapa lama pun Anda telah menikah, menjaga kehangatan cinta antara Anda dan suami adalah hal yang wajib dilakukan. Tak hanya dengan berhubungan seks,Anda juga dapat memupuk keintiman dengan cara pergi berkencan berdua sesekali waktu, atau sering-sering saling memberikan sentuhan fisik yang kecil namun manis. Misalnya, sebuah kecupan sebelum pergi meninggalkan rumah atau pelukan hangat yang menunjukkan kerinduan Anda pada suami setelah melewati hari yang melelahkan.
3. Membiarkan banyak orang ikut terlibat dalam rumah tangga
Di beberapa kasus tertentu, sebuah pernikahan tak selalu hanya melibatkan suami dan istri saja, namun juga orang tua, mertua,ipar, bahkan sahabat, atasan kerja, dan pihak lain yang bukan merupakan inti keluarga mereka. Memang bagus jika Anda dan suami memiliki pendukung atau support system yang kuat dan stabil, untuk membantu Anda berdua saat mengalami sebuah masalah tertentu. Namun juga pihak-pihal lain tersebut justru sibuk mengatur, ikut campur atau membuat masalah semakin rumit dan runyam, maka sebaiknya segera ubah hal tersebut. Jadi sebelum Anda melibatkan pihak lain yang tidak berkepentingan ke dalam hubungan Anda, ingatlah bahwa Anda dan suami harus membuat batasan tentang campur tangan orang lain, misalnya dengan tidak menceritakan atau mengumbar masalah rumah tangga yang bersifat pribadi ke orang tua atau teman. Karena yang terpenting adalah bagaimana Anda saling mengandalkan satu sama lain dalam mengarungi perjalanan jangka panjang ini.
4. Berharap pasangan dapat membaca pikiran
Poin ini adalah sebuah contoh yang membuktikan mengapa komunikasi selalu disebut sebagai rahasia pernikahan yang sukses. Terkadang, pasangan suami istri merasa mereka telah saling mengenal luar-dalam sehingga berharap bahwa pasangannya dapat mengetahui apa yang mereka inginkan atau rasakan tanpa harus mengungkapkannya. Namun jika pasangannya cuek saja, si suami atau istri pun lantas merasa kecewa. Yang harus diingat adalah pasangan Anda bukanlah seorang pembaca pikiran, begitu pula dengan Anda. Jadi hanya karena pasangan tahu apa yang ingin Anda pesan di restoran tanpa bertanya pada Anda, bukan berarti hal tersebut berlaku untuk hal lainnya terutama yang lebih kompleks. Misalnya, alasan mengapa Anda mendiamkannya setelah bertengkar atau bagaimana Anda berharap ia lebih memperhatikan Anda. Cobalah untuk selalu mengkomunikasikan pikiran, keinginan, dan ekspektasi Anda dengan jelas, hal ini akan menghemat waktu dan energi serta membantu Anda menemukan solusinya secara lebih efisien.
5. Bertengkar untuk merasa menang
Setiap pasangan pasti pernah melewati sebuah perdebatan. Tapi, ada yang bertengkar untuk menemukan pemecahan masalahnya, ada juga yang sekadar ingin saling melampiaskan amarah dan rasa frustasi pada satu sama lain. Yang lebih parah, beberapa pasangan bertengkar untuk membuktikan siapa yang selalu benar dan siapa yang salah, siapa yang menang dalam argumen tersebut, dan siapa yang kalah. Jika sudah menikah, jangan lupa bahwa Anda dan pasangan berada dalam satu tim yang sama, bukan tim yang berlawanan. Maka, kekalahannya adalah kekalahan Anda juga, dan sebaliknya. Jadikan argument, perdebatan dan pertengkaran sebagai kesempatan untuk berkompromi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi secepat dan sebaik-baiknya. Ketahui lebih lanjut cara tepat untuk bertengkar dengan pasangan di artikel ini: 8 Cara untuk Bertengkar Secara Efektif dengan Pasangan.
6. Menjadikan anak sebagai solusi rumah tangga yang retak
Menyedihkan namun masih sering kita temukan, beberapa pasangan melihat memiliki seorang bayi sebagai solusi dan jalan keluar untuk memperbaiki pernikahan mereka yang bermasalah. Pada kenyataannya, Anda tidak bisa membebankan tanggung jawab yang begitu besar pada seorang anak yang tidak tahu apa-apa. Selain itu, rasa stres, lelah dan kewalahan, perubahan hormon atau bahkan depresi yang datang setelah melahirkan dan mengurus bayi justru dapat menciptakan masalah baru dan membuat hal semakin runyam. Sang anak pun lantas berpotensi tumbuh besar sembari menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar setiap hari, yang juga merupakan kesalahan lain yang harus dihindari oleh pasangan suami istri. Akan lebih bijaksana jika Anda dan pasangan mencoba menyelesaikan konflik pernikahan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memiliki seorang anak. Dengan adanya hubungan pernikahan yang lebih sehat dan harmonis, anak Anda akan tumbuh dalam lingkungan keluarga yang lebih baik.
7. Tidak mendiskusikan topik seks
Masih berhubungan dengan topik intimasi antar suami dan istri, beberapa pasangan juga kerap melewatkan kesempatan untuk saling mendiskusikan topik seks. Anda mungkin bertanya, apa pentingnya membahas seks jika bisa langsung melakukannya? Nyatanya, kehidupan seksual pasangan suami istri tak hanya sekadar melakukannya saja. Sebaiknya Anda dan suami juga merasa nyaman untuk saling berbagi dan menjelaskan tentang keinginan masing-masing, begitu pula dengan hal yang tidak Anda sukai, cemaskan atau menjadi fantasi Anda. Sehingga Anda berdua dapat sama-sama menikmati setiap momen intim tersebut, memiliki pemahaman yang sama, dan tidak merasa bahwa kehidupan seksual Anda hambar atau membosankan. Jadi jangan malu atau takut untuk mendiskusikan hal-hal ini, agar Anda dapat saling belajar menggabungkan atau berkompromi dengan keinginan pasangan atau menemukan hal baru yang dapat dieksplor bersama untuk mengembalikan gelora asmara setelah menikah selama beberapa tahun.
8. Tidak terbuka soal keuangan
Kesalahan lain yang kerap dibuat oleh pasangan suami istri adalah tidak bersikap saling terbuka saat membicarakan topik dan kondisi keuangan rumah tangga. Misalnya, sang istri kerap menyembunyikan bon dan tagihan dari transaksi belanjanya atau sang suami menginvestasikan uang dalam jumlah cukup besar ke dalam sebuah pendanaan tanpa memberitahu pasangannya. Karena masalah keuangan merupakan salah satu alasan utama di balik perceraian, maka kami sangat menekankan pentingnya transparansi antara suami dan istri dalam hal mengatur ekonomi rumah tangga. Pasangan yang telah menikah harus saling mengetahui dengan jelas berapa jumlah uang yang mereka hasilkan, habiskan, hutangkan, pinjamkan atau piutangkan. Menyimpan rahasia finansial hanya akan menyebabkan masalah pernikahan, cepat atau lambat. Jadi, biasakan untuk membicarakan kondisi keuangan Anda secara rutin dengan pasangan agar Anda berdua dapat selalu mengatasi masalah finansial dan mencapai tujuan-tujuan lain bersama.
9. Mengabaikan masalah yang harus diselesaikan
Tak peduli sekecil apa pun, pasangan suami istri sebaiknya tidak mengabaikan sebuah masalah dan menunda untuk menyelesaikannya. Karena jika dilakukan, hal ini hanya akan menyebabkan masalah kecil tersebut menumpuk menjadi sebuah masalah besar yang akhirnya lebih sulit untuk diatasi. Jadi sebagai calon mempelai atau pasangan pengantin baru, buatlah kebiasaan untuk segera menyelesaikan konflik yang muncul antara Anda dan pasangan. Tak masalah jika Anda berdua membutuhkan waktu untuk menemukan solusinya, namun jangan melupakan, menghindari, atau mengabaikannya sama sekali.
10. Membuat keputusan tanpa memberitahu pasangan
Berada dalam satu tim dengan pasangan Anda juga berarti Anda selalu memperhitungkan opininya saat membuat sebuah keputusan, terutama yang berdampak pada kehidupan keluarga, keuangan, karier, atau keputusan besar lainnya. Tapi tak jarang pula kita temui, pasangan suami istri yang membuat kesalahan dengan tidak memberitahu atau berdiskusi dengan pasangannya saat merencanakan atau memutuskan sesuatu. Bisa jadi mereka masih terbiasa hidup mandiri sebagai seorang lajang, namun sebaiknya hal itu berubah saat Anda memutuskan untuk menikah. Untuk membuat transisinya lebih mudah, coba untuk mulai melibatkan calon suami atau istri Anda ke dalam rencana dan tujuan masa depan Anda, dengan begitu Anda dapat pula mempertimbangkan ide, aspirasi, dan sudut pandangnya. Dengan demikian, saat sudah menikah nanti Anda tidak akan membuat satu sama lain merasa diabaikan atau tidak didengarkan.
11. Menyia-nyiakan satu sama lain
Salah satu kesalahan terbesar yang dapat dilakukan oleh sepasang suami istri adalah dengan menyia-nyiakan kehadiran satu sama lain. Misalnya dengan saling tidak mengekspresikan rasa terima kasih dan apresiasi terhadap pasangan. Ada pula pasangan yang tidak pernah meluangkan waktu bersama, karena kerap teralihkan oleh pekerjaan atau layar gadget yang dipegang setiap saat, bahkan saat sedang bersama keluarga. Padahal kenyataannya, waktu adalah hal paling berharga yang dapat Anda berikan untuk orang-orang tercinta. Jadi, jangan sampai Anda mengulang kesalahan para pasangan ini. Dari awal pernikahan hingga akhirnya nanti, pastika pasangan Anda selalu merasa dicintai, dihargai, dan layak Anda berikan perhatian setiap saat. Kata-kata 'terima kasih' atau 'I love you' mungkin singkat untuk diucapkan, namun terbukti memiliki efek magis jika disampaikan pada pasangan secara tulus dan rutin. Jangan lupa juga untuk senantiasa berusaha meluangkan waktu yang berkualitas untuk dihabiskan dengan pasangan agar kehangatan cinta dan hubungan Anda selalu terjaga dan terawat.