Pernikahan Tionghoa sangat identik dengan warna-warna cerah seperti merah dan emas. Ini membuat pernikahan Tionghoa selalu terkesan meriah dan mewah. Tapi sebenarnya prosesi pernikahan Tionghoa juga sarat akan ritual dan tradisi yang sarat akan makna. Adapun makna yang paling terasa adalah tentang bagaimana seluruh keluarga mengirimkan harapan akan kemakmuran, kesehatan dan kebahagiaan untuk kedua mempelai.
Untuk memahami bagaimana pernikahan Tionghoa berlangsung, mari simak 10 prosesinya berikut ini:
Prosesi 1 : Menyatakan cinta.
Dulu calon pengantin pria Tionghoa akan menyatakan keinginannya menikahi calon istrinya di depan keluarga calonnya. Tak hanya datang seorang diri, calon pengantin pria akan meminta seluruh keluarga dekatnya mendampinginya untuk melamar si pujaan hati. Pada prosesi awal ini, calon pengantin pria dan keluarga harus memberikan kesan pertama yang positif. Karena itu biasanya mereka akan mengenakan pakaian terbaik untuk menunjukkan keseriusan serta penghormatan kepada keluarga calon mempelai wanita. Yang juga tidak kalah penting adalah calon pengantin pria bersama keluarganya harus datang tepat waktu. Mengapa? Agar calon pengantin wanita serta keluarganya merasa dihargai.
Prosesi 2 : Lamaran.
Jika pada prosesi menyatakan cinta berjalan lancar, maka prosesi dilanjutkan dengan lamaran atau guo da li. Prosesi ini bisa dibilang sangat penting karena di momen inilah calon pengantin pria meminang pujaan hatinya. Calon pengantin pria juga harus datang dengan membawa hadiah atau seserahan yang jamak disebut sangjit. Ada 10 barang yang wajib diberikan pada prosesi seserahan ini, yaitu :
- Nampan hantaran berwarna merah sebagai lambang kebahagiaan dan kegembiraan. Jumlah nampan yang dibawa harus berjumlah genap.
- Angpau yang terdiri dari dua yaitu uang susu dan uang pesta. Adapun uang susu adalah simbol tanda balas jasa calon pengantin pria kepada orang tua calon pengantin wanita. Sedangkan uang pesta adalah mas kawin yang diberikan kepada calon mempelai wanita.
- Untuk menggambarkan kalau calon pengantin pria mampu menghidupi calon mempelai wanita, maka satu set pakaian mempelai wanita pun harus diberikan.
- Perlengkapan mandi atau perawatan wajah dan tubuh. Tujuannya agar calon mempelai wanita tetap merawat dirinya serta tampil menarik, terutama di hari H pernikahan keduanya.
- Set perhiasan adalah lambang pengikat antara calon mempelai pria dengan calon mempelai wanita. Seserahan ini juga menjadi simbol harapan agar kehidupan pernikahan selalu diliputi keberuntungan.
- Buang-buahan berjumlah genap sebagai simbol kedamaian, kebahagiaan, rejeki berlimpah dan kesejahteraan.
- Lilin merah berlambang naga dan burung phoenix. Keduanya harus berwarna merah dan diikat dengan pita merah. Mengapa? Sebagai simbol keselamatan,perlindungan, dan menangkal energi negatif yang muncul mendekati hari pernikahan.
- Makanan kaleng atau sepasang kaki babi. Seserahan kaki babi adalah simbol keselamatan. Jika tidak ada kaki babi maka bisa diganti dengan makanan kaleng dan harus berjumlah genap.
- Aneka kue manis dan bertekstur lengket sebagai simbol kehidupan pernikahan akan selalu harmonis serta dilimpahi rezeki.
- Dua botol anggur merah atau sampanye yang merupakan simbol keberuntungan tidak hanya untuk calon pengantin tapi juga kedua orang tua.
Seserahan yang sudah dibawa ini akan dibalas dengan dua botol sirup merah untuk diberikan calon pengantin wanita kepada calon pengantin pria.
Prosesi 3: Memilih hari baik pernikahan.
Yang berperan pada prosesi ini adalah pakar feng shui untuk menghitung bagaimana tanggal lahir kedua calon pengantin memengaruhi hari pernikahan mereka. Hitung-hitungan hari ini menjadi penting karena dipercaya akan berpengaruh pada kehidupan pernikahan calon pengantin.
Prosesi 4: Merancang undangan.
Setelah didapat hari baik untuk menikah maka disepakatilah hari pernikahan. Lalu mulailah dirancang undangan. Adapun yang paling penting ketika merancang undangan adalah nuansa merah dan emas, lalu dilengkapi dengan aksara Tionghoa simbol kebahagiaan.
Prosei 5 : Mempersiapkan tempat tidur calon pengantin.
Biasanya prosesi ini dilakukan dua atau tiga hari sebelum pernikahan. Adapun yang mempersiapkan tempat tidurnya adalah keluarga dari calon mempelai wanita. Warna merah tetap menjadi warna penting dalam prosesi ini, maka seprai, sarung bantal, selimut haruslah berwarna merah. Di dalam kamar juga harus disediakan buah-buahan yang merupakan simbol dari kesuburan. Yang harus diingat, meski dipersiapkan beberapa hari sebelum pernikahan, tempat tidur ini tidak boleh digunakan oleh siapapun kecuali kedua mempelai yang sudah resmi menjadi suami-istri.
Prosesi 6 : Menyisir rambut.
Prosesi ini dilakukan semalam sebelum hari pernikahan yang merupakan simbol bahwa kedua calon mempelai akan memasuki tahap dewasa. Diawali dengan mandi menggunakan air jeruk lalu menggunakan pakaian berwarna merah serta sendal yang baru. Untuk calon mempelai wanita, dia akan duduk di depan cermin atau jendela, sedangkan calon mempelai pria duduk menghadap ke bagian dalam rumah. Adapun kedua orang tua harus mempersiapkan sepasang lilin lancip merah, gunting, satu dupa, penggaris kayu, sisir rambut, benang merah dan daun cemara.
Orang tua masing-masing akan menyiapkan sepasang lilin lancip merah dan gunting, satu dupa, penggaris kayu, sisir rambut, dan benang merah dengan daun cemara. Lalu ditunjuklah seorang wanita untuk menyalakan satu batang dupa, sepasang lilin lancip merah serta memulai ritual menyisir rambut. Sambil menyisir rambut, wanita ini akan membaca doa-doa berkah untuk calon pengantin. Adapun doanya sebagai berikut :
- Semoga sisiran pertama memberi Anda dan pasangan persatuan yang tahan lama.
- Semoga sisiran kedua memberi Anda dan pasangan sebuah persatuan yang harmonis.
- Semoga sisiran ketiga memberi Anda dan pasangan banyak keturunan.
- Semoga sisiran keempat memberi Anda dan pasangan kemakmuran serta umur panjang.
- Setelah rambut kedua calon pengantin disisir empat kali maka rambut mereka dijepit dengan benang merah dan daun cemara.
Prosesi 7: Baju pengantin harus memiliki unsur merah dan emas.
Mengapa harus ada unsur merah dan emas pada pernikahan Tionghoa? Warna merah disimbolkan sebagai cinta, kebahagiaan, kemakmuran, keberuntungan, kesuburan, kesetiaan, dan kehormatan. Sedangkan warna emas adalah simbol kekayaan. Kedua warna ini kemudian diikat dengan dua aksara Tionghoa yang berarti double joy atau kebahagiaan berlipat ganda. Selain unsur-unsur ini, pernikahan Tionghoa juga diisi dengan simbol naga, burung phoenix, bebek Mandarin yang penuh makna kebahagiaan serta kesetiaan. Ada juga kalung babi emas 24 karat sebagai lambang kesuburan.
Prosesi 8 : Menjemput calon pengantin wanita.
Biasanya prosesi penjemputan ini akan diiringi dengan tabuhan gong serta tarian naga. Calon pengantin pria baru boleh masuk ke dalam rumah pengantin wanita, ketika ada yang membukakan pintu. Adapun orang yang ditunjuk membuka pintu biasanya anggota keluarga paling muda dari calon mempelai wanita. Yang membuka pintu akan memberikan ang bao yang kemudian dibalas oleh calon mempelai pria dengan memberikan jeruk mandarin sebagai simbol keberuntungan.
Prosesi 9 : Tes untuk calon pengantin pria.
Meski pintu sudah terbuka, bukan berarti calon pengantin pria bisa bebas masuk. Ia harus melalui ujian terlebih dahulu. Ujian ini diberikan untuk melihat ketulusan cinta calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita. Adapun ujian ini dikenal dengan sebutan chuangmen yang bentuknya lebih kepada permainan yang disiapkan pengiring pengantin serta mendapat persetujuan dari keluarga calon pengantin wanita.
Permainannya bisa berupa uji pengetahuan, makan makanan yang pedas, asam, pahit, dan manis sebagai simbol bahwa calon pengantin pria siap melewati tantangan pernikahan. Setelah itu calon pengantin pria memberikan uang dalam amplop merah kepada pengiring pengantin. Jika ia berhasil memenangkan permainan maka diizinkan masuk ke kamar calon pengantin wanita. Tapi masih ada tantangan terakhir yaitu menemukan sepatu calon pengantin wanita yang hilang, untuk dipasangkan ke kaki calon pengantinnya. Baru kemudian calon pengantin pria bisa membawa calon pengantin wanita ke ruang tamu dan memulai prosesi minum teh.
Prosesi 10: Tea pai.
Ini adalah prosesi minum teh sebelum kedua calon pengantin mengikat janji pernikahan. Adapun tujuan dari prosesi ini adalah sebagai penghormatan kedua calon pengantin kepada orang tua yang sudah membesarkan mereka dengan penuh cinta. Teh hitam yang diseduh dengan gula, longan, biji lotus, dan kurma merah dituang ke dalam cangkir yang bertuliskan aksara Tionghoa double joy.
Pengiring pengantin akan menyerahkan cangkir berisi teh kepada kedua calon pengantin, lalu keduanya berlutut atau memberikan penghormatan kepada orang tua sambil berkata, "Tolong terima dan minumlah the ini." Setelah teh diminum, orang tua akan memberikan uang dalam amplop merah serta perhiasan sebagai simbol merestui hubungan keduanya. Prosesi minum teh kemudian dilanjutkan kepada keluarga calon pengantin pria baru kepada keluarga calon pengantin wanita. Adapun yang dapat melakukan prosesi teh ini adalah kerabat dari kedua belah pihak yang sudah menikah.
Setelah prosesi tradisi dilakukan, barulah kedua calon pengantin melakukan ikat janji secara agama dan negara. Maka keduanya pun resmi menjadi pasangan suami-istri.