Blog / Wedding Ideas / Tradisi Puasa Sebelum Menikah, Ini Tata Cara dan Hukumnya Menurut Islam

Tradisi Puasa Sebelum Menikah, Ini Tata Cara dan Hukumnya Menurut Islam

Color:
Add To Board
tradisi-puasa-sebelum-menikah-ini-tata-cara-dan-hukumnya-menurut-islam-1

Photography: Askara Photography

Setiap calon pengantin tentu menginginkan acara pernikahannya kelak dapat berlangsung dengan lancar dan penuh khidmat tanpa suatu halangan yang berarti. Ragam agenda persiapan pun dilakukan demi bisa menjaga kondisi tubuh tetap prima saat hari H, bahkan sebagian lainnya memutuskan untuk melakukan tradisi puasa sebelum menikah untuk memperoleh bekal yang cukup di hari pernikahan nanti. Mereka yang berasal dari suku Jawa menyebut tradisi ini sebagai puasa mutih. Ritual puasa mutih termasuk ke dalam serangkaian prosesi pernikahan adat Jawa Kuno yang hingga kini masih dilestarikan oleh sebagian masyarakat dalam rangka menghormati para leluhur.

Tradisi Puasa Sebelum Menikah Menurut Perspektif Islam

Kendati demikian, tradisi puasa sebelum menikah sebenarnya tidak terdapat dalam ajaran agama Islam sehingga sifatnya hanyalah opsional. Tidak pernah ada pembahasan mengenai perintah untuk melakukan puasa sebelum menikah bagi umat muslim, baik itu di dalam Al-Quran ataupun fiqih pernikahan. Bahkan, jenis puasa ini juga tidak termasuk pada syarat pernikahan atau rukun nikah dalam islam. Calon pengantin yang beragama Islam lebih disarankan untuk melakukan sejumlah puasa sunnah yang diakui oleh agama Islam demi menghalau godaan hawa nafsu dan menekan sisi emosional selama menghitung hari hingga tibanya momen pernikahan, contohnya seperti puasa senin-kamis, puasa daud, puasa di bulan Safar, dan lain sebagainya. Dalam sudut pandang hukum Islam, boleh-boleh saja jika calon pengantin ingin melakukan tradisi puasa sebelum menikah dalam rangka memohon perlindungan Allah SWT, selama niat puasa dan prosedur yang dilakukan tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Tradisi Puasa Sebelum Menikah, Ini Tata Cara dan Hukumnya Menurut Islam Image 1
Akreditasi: Morden

Manfaat Melakukan Puasa Mutih

Lalu, apa saja asupan yang wajib dikonsumsi selama melakukan puasa mutih? Sesuai namanya puasa mutih mengharuskan setiap calon pengantin untuk hanya mengonsumsi makanan dan minuman yang berwarna putih, contohnya seperti air mineral, nasi putih, putih telur, gula pasir, garam, susu putih, dan lain-lain. Mengutip sebuah penelitian tentang Tradisi Puasa Mutih Bagi Calon Pengantin dalam Perspektif Hukum Islam, salah satu manfaat dari puasa mutih adalah untuk meningkatkan aura kecantikan dan ketampanan calon mempelai saat hari pernikahan. Ritual puasa yang dilakukan juga memiliki tujuan utama untuk memohon doa dan kelancaran seluruh rangkaian prosesi pernikahan yang akan berlangsung.

Sayangnya, bila dilihat dalam sudut pandang ilmu kesehatan, belum ada satupun riset yang dapat membuktikan manfaat sebenarnya dari puasa mutih. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air adalah jenis nutrisi lengkap yang harus dipenuhi oleh tubuh manusia. Sementara makan-makanan yang diatur dalam puasa mutih hanya mampu memenuhi zat gizi berupa karbohidrat dari nasi putih dan gula. Hal ini tentu akan mengkhawatirkan bila puasa mutih dilakukan dalam jangka waktu yang lama, sebab tubuh Anda akan kekurangan kandungan gizi seimbang dari makanan empat sehat lima sempurna. Meski begitu, asupan tinggi karbohidrat diketahui mampu mempercepat proses metabolisme tubuh sekaligus menghasilkan energi untuk Anda yang berencana melakukan aktivitas fisik dalam waktu dekat.

Tradisi Puasa Sebelum Menikah, Ini Tata Cara dan Hukumnya Menurut Islam Image 2
Akreditasi: Venema Pictures

Tata Cara Puasa Sebelum Menikah

Nah, bagaimana tata cara melakukan puasa mutih? Waktu pelaksanaan puasa mutih yang dianjurkan ialah tiga hari berturut-turut sebelum hari pernikahan tiba. Sama seperti jenis ibadah puasa lainnya, puasa mutih akan dimulai sejak waktu subuh hingga maghrib, namun faktor pembedanya terletak pada jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, yakni segala hidangan yang berwarna putih. Setiap calon mempelai, baik pria maupun wanita, dianjurkan untuk sahur dan berbuka dengan menyantap nasi putih yang dicampur garam, putih telur, serta air putih. Sementara bacaan niat untuk puasa mutih dalam tradisi Jawa cukup dengan melafalkan:

"Niat ingsun puasa mutih supaya putih bathinku, putih badanku, putih kaya dining banyu suci karena Allah Ta'ala."

Artinya: "Saya niat puasa mutih supaya putih batinku, putih badanku, putih seperti air suci karena Allah Ta'ala."

Pastikan puasa mutih tersebut diniatkan dengan baik untuk memohon perlindungan Allah SWT agar seluruh rangkaian acara dapat berlangsung dengan khidmat dan dijauhkan dari segala hal yang negatif. Ibadah sholat hajat selama dua rakaat setiap malam juga disarankan bagi calon pengantin yang tengah melaksanakan puasa mutih. Saat melakukan shalat Hajat, bacalah Surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlas sebanyak 11 kali pada rakaat pertama, dilanjutkan dengan Al-Fatihah satu kali dan Al-Insyirah sebanyak 11 di rakaat kedua.

Tak lupa memperbanyak bacaan dzikir yang dilafalkan minimal 313 kali setelah sholat, yaitu kalimat subhanallah, wal hamdulillah wa laailaaha illallahu allahu akbar. Rasulullah SAW menyebut bahwa untaian kalimat dzikir ini merupakan tanaman surga yang disukai oleh beliau daripada dunia dan seisinya. Manfaat yang bisa dipetik dari membaca kalimat takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil adalah terhapusnya dosa-dosa kecil yang diampuni Allah SWT serta berkesempatan untuk mendapat tempat utama di sisi-Nya.

Itulah pembahasan mengenai tradisi puasa sebelum menikah serta hukumnya menurut perspektif Islam. Pada dasarnya, puasa mutih hanyalah bentuk upaya pelestarian budaya yang sudah diwarisi secara turun-temurun, namun Anda tetap bisa melakukannya untuk meminta pertolongan Allah SWT agar terhindar dari segala marabahaya di hari pernikahan.

Vendors you may like

Instagram Bridestory

Follow @thebridestory on Instagram for more wedding inspirations

Visit Now
Visit Now