Trust atau saling percaya adalah dasar dari sebuah pernikahan. Maka ketika perselingkuhan terjadi, pertanyaan yang kerap kali muncul adalah apakah bisa mengembalikan rasa saling percaya itu? Apalagi bagi Anda yang diselingkuhi, akan banyak emosi negatif hadir menyelubungi isi kepala yang sering kali termanifestasi dalam bentuk mengutuk diri, timbul kebencian, dan menyesali masa lalu. Seluruh emosi ini akan berujung pada tekanan psikologis atau trauma.
Trauma adalah respon emosi yang natural ketika diselingkuhi karena kepercayaan yang rusak menghilangkan rasa aman ketika bersama pasangan. Lantas bagaimanakah memulihkan diri dari trauma perselingkuhan?
Mengapa orang berselingkuh?
Sebelum menjawab pertanyaan tentang bagaimana memulihkan diri dari trauma perselingkuhan, Bridestory mencari tahu apa yang mendorong seseorang untuk melakukan perselingkuhan. "Alasannya bisa berbagai macam. Bisa munculnya as single factor atau multiple factors," jawab Alfath Hanifah Megawati, M.Psi ketika dihubungi Bridestory beberapa waktu lalu.
Ia kemudian menjabarkan, bahwa yang paling sering mendorong orang melakukan perselingkuhan adalah faktor eksternal. "Yaitu pasangan tidak dapat memberikan kepuasan pada kebutuhan tertentu di dalam diri kita. Sehingga akhirnya kita mencari pemenuhan kebutuhan itu kepada orang lain yang menjadi selingkuhan kita akhirnya," jelas Alfath yang merupakan Psikolog Klinis Dewasa dari Tigagenerasi dan Ruang Mekar Azlia ini.
Faktor eksternal berikutnya adalah lingkungan yang menormalisasi perselingkuhan. Bisa jadi perselingkuhan pertemanan yang notabene banyak selingkuh. Atau dari keluarga yang terpapar contoh-contoh bahwa perselingkuhan itu sepertinya tidak berdampak apa-apa. "Ini bisa mendorong seseorang untuk seakan-akan menormalkan bahwa tidak apa-apa selingkuh," imbuh Psikolog yang akrab disapa Ega ini.
Sedangkan dari faktor internal yang mendorong seseorang melakukan perselingkuhan adalah ketika ia tidak dapat puas hanya dengan satu pasangan. "Jadi dia butuh pasangan yang banyak. Entah itu karena adanya kebutuhan cinta yang banyak, jadi over validasi dari orang-orang yang menjadi pasangan dia nantinya. Atau memang ada asosiasi bahwa semakin banyak pasangan maka itu kebanggaan tersendiri untuk dirinya."
Faktor internal berikutnya, tambah Ega, adanya gangguan mengelola dalam diri kita. Sehingga kita tidak mampu mengelola dorongan untuk mendekati orang yang bukan pasangan resmi kita. "Menjalin relasi lebih dekat ke arah yang mungkin emosional atau seksual." Faktor internal berikutnya adalah adanya keinginan untuk membalas dendam dari dalam diri kita. "Faktor-faktor ini tidak selalu hadir jadi satu. Bisa jadi salah satunya atau lebih dari satu. Jadi memang perlu sekali ketika kita menemukan pasangan berselingkuh, maka cari tahu sebenarnya apa sih yang mendorong dia berselingkuh. Demikian juga ketika kita berselingkuh, harus banyak merefleksikan diri sebenarnya apa sih yang membuat saya akhirnya menjalin relasi lebih dari satu orang," tegas Ega.
Mengapa orang yang selingkuh seringkali berselingkuh dengan orang yang tidak semenarik pasangannya?
Ada beberapa pertanyaan yang sering berkecamuk ketika mengetahui pasangan berselingkuh, salah satunya adalah mengapa ia berselingkuh dengan orang yang tidak semenarik saya? "Jawabannya adalah kebutuhan yang ada di dalam diri orang itu. Jadi dia berharap selingkuhannya bisa memenuhi kebutuhan tertentu pada dirinya yang mungkin sudah dipenuhi oleh pasangannya atau pun kurang dipenuhi oleh pasangannya, atau yang belum dipenuhi oleh pasangannya sendiri," papar Ega.
Kebutuhan yang kurang dipenuhi itu, sambung Ega, bukan hanya kebutuhan seksual bisa juga status sosial, kebanggaan diri, atau keamanan emosional. "Apalagi kalau yang ingin dicapai adalah keamanan emosional, biasanya mereka tidak peduli seberapa cantik. Tapi ketika selingkuhannya mampu terkoneksi secara emosional, memperlakukannya pas dengan seperti apa yang dibutuhkan, maka terciptalah kedekatan yang kemudian menjalin hubungan lebih intim lagi."
Pertanyaan berikutnya yang juga sering muncul adalah, "Apakah benar jika sudah sekali berselingkuh akan selalu berselingkuh?" Jawabannya menurut Ega adalah tidak demikian. Walaupun banyak orang awam yang meyakini sekali berselingkuh pasti akan berselingkuh lagi. "Yang perlu digaris bawahi adalah pastinya ini, karena tidak pasti sebenarnya. Bisa jadi iya, bisa jadi tidak. Jadi tidak selalu demikian."
Tapi memang ada penelitian mengatakan jika ada pengulangan perselingkuhan lebih dari satu kali, maka potensi berulangnya di masa akan datang semakin tinggi. "Jadi orang yang melakukan perselingkuhan dua kali dengan orang yang berselingkuhnya tiga kali, potensi mengulanginya nanti di masa depan lebih banyak yang melakukan perselingkuhan tiga kali. Mengapa? Karena mereka belajar, menemukan kenikmatan, dan mungkin jadinya mereka 'ketagihan' dengan pola berselingkuh itu.
Saran Psikolog untuk memulihkan diri dari trauma perselingkuhan
Ketika ditanya bagaimana cara memulihkan diri dari trauma perselingkuhan? "Membentuk kepercayaan saja sulit, apalagi memulihkan trauma. Jadi pastinya kita perlu waktu, proses, memberikan ruang untuk diri kita. Mungkin terjatuh lagi dalam proses pemulihannya, tapi yang perlu kita ingat, kita pasti punya sesuatu. Cari tahu apa yang kita punya untuk bisa bangkit lagi di tengah proses pemulihan ini," jawab Ega menyemangati.
Setelah itu Ega juga menyarankan untuk tidak berupaya menyangkal masa lalu atau emosi negatif yang hadir. "Emosi negatif semakin kita sangkal maka akan semakin resisten, semakin kuat di dalam diri kita," imbuh Ega. Jadi perlu sekali menerima masa lalu dan emosi-emosi negatif yang dibawanya.
Langkah selanjutnya menurut Ega adalah melihat diri kita di masa ini, bukan di masa lalu. Anda dengan segala pencapaian, dengan kemajuan atau progress sekecil apapun, cobalah mengapresiasi diri. "Saya pikir tidak ada rasa sakit yang sia-sia. Semua kejadian buruk pasti mengandung lesson of learn. Walaupun kadang sulit sekali untuk menemukannya, tapi ingatlah menemukan lesson of learn atau makna dari kejadian negatif inilah yang hanya bisa membantu Anda untuk pulih dari trauma!" ucap Ega menyemangati.
Ini mengapa jadi sangat perlu untuk mengurangi "slot" mengutuk diri, menanam kebencian dan menyesali masa lalu. "Menyesali masa lalu dan bersedih boleh. Sangat boleh. Karena ini adalah respon natural. Tapi jangan lupa setelah emosi itu hadir, bantu diri untuk bertanya apa yang bisa aku dapatkan, setidaknya hal positif yang terasa di tengah-tengah hal negatif yang membanjiri diriku." Ega juga menyarankan untuk meminta bantuan profesional sebagai cara memulihkan diri dari trauma perselingkuhan. "Karena pasti proses ini adalah proses yang tidak mudah untuk kita melaluinya dengan diri kita sendiri."