Add To Board
Mitos merupakan rangkaian keyakinan yang tidak didukung dengan fakta ilmiah. Banyak sekali mitos yang merebak di masyarakat dan masih dipercaya hingga saat ini, terutama mitos cinta. Walaupun kita tidak lagi hidup di zaman dulu, rupanya beberapa mitos yang ada tak pernah lekang oleh waktu. Mitos atau fakta tentang cinta seringkali dijadikan perdebatan oleh banyak orang demi mencari pembenaran atas opini mereka. Inilah yang membuat orang-orang terkadang masih mempertanyakan kebenaran dari mitos tersebut. Berikut delapan mitos cinta yang masih dipercaya oleh sebagian pasangan.
- Terlalu fokus pada pencapaian hidup akan sulit bertemu pasangan
Banyak orang yang menganggap bahwa seorang wanita akan sulit mendapatkan jodohnya jika terlalu mengejar pendidikan tinggi atau karir yang cemerlang. Menurut mereka, umumnya seorang pria cenderung lebih menyukai pasangan yang tidak ambisius dan siap menjadi full-timer ibu rumah tangga di kemudian hari. Padahal, justru semakin banyak kesempatan yang Anda ambil saat masih lajang, maka peluang untuk bertemu dengan lawan jenis potensial juga semakin besar. Jadi, teruslah menggapai impian Anda tanpa harus memikirkan omongan orang lain, mengingat kebahagiaan Anda hanya dapat ditentukan oleh diri Anda sendiri. - Cinta pada pandangan pertama adalah cinta sejati
Faktanya, cinta tidak bisa datang begitu saja secara instan. Anda memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk benar-benar mengenalnya luar dan dalam, sekaligus meyakinkan diri apakah itu benar-benar perasaan cinta atau tidak. Timbulnya rasa ketertarikan mungkin saja dapat terjadi pada pertemuan pertama, namun perasaan berdebar-debar yang Anda alami umumnya diakibatkan oleh ketertarikan fisik semata. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa, cinta pada pandangan pertama sebenarnya dialami oleh banyak orang, tetapi itu bukanlah cinta yang sebenarnya, melainkan daya tarik untuk membuka diri terhadap kemungkinan memulai hubungan yang baru. - Memiliki banyak persamaan adalah ciri dari soulmate
Soulmate atau yang biasa disebut sebagai belahan jiwa adalah seseorang yang akan menjadi pelengkap dalam hidup Anda di masa depan. Ia baru dapat dikatakan sebagai soulmate jika dapat menuntun Anda untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Lalu, apakah indikator utama dari soulmate? Memiliki banyak persamaan dalam berbagai hal bukan berarti ia adalah orang yang tepat. Banyak sekali pasangan suami-istri yang justru mempunyai segudang perbedaan, tetapi mereka mampu untuk menyatukan dua kepala dengan saling menjunjung tinggi nilai-nilai komitmen yang ada. Jadi, ingatlah bahwa soulmate tidak harus selalu dicari, tetapi juga dibentuk.
- Seseorang akan berubah jika sudah bertemu dengan pendamping yang tepat
Siapa bilang bahwa cinta bisa mengubah kepribadian seseorang? Mungkin peristiwa ini pernah berhasil pada sebagian orang, tetapi bukan berarti dapat dijadikan pembenaran untuk kisah cinta yang lainnya. Bila pasangan Anda cenderung memiliki sifat yang buruk hingga terus menyakiti Anda, ada baiknya Anda segera memutuskan hubungan sebelum terlambat. Ingatlah bahwa sifat, perilaku, dan kepribadian seseorang tidak akan pernah bisa diubah sebesar apapun Anda berusaha. Karena faktor tersebut hanya bisa diperbaiki apabila ia memang memiliki kemauan yang kuat demi kebaikan diri sendiri, bukan demi pasangan. - Cara terbaik mengenal kekasih adalah dengan tinggal bersama
Mitos cinta yang satu ini kerap kita dengar dari orang-orang yang meyakininya. Mereka beranggapan bahwa dengan tinggal bersama dalam satu atap, setiap pasangan akan mampu menilai kebiasaan masing-masing sebelum akhirnya mantap untuk melangkah ke pelaminan. Padahal, tidak ada yang bisa menjamin apakah perilaku yang ia tunjukkan di hadapan Anda sudah merupakan kepribadian yang sebenarnya. Salah satu cara yang paling tepat untuk mengetahui sifat pasangan adalah dengan saling terbuka satu sama lain. Mulailah dengan membuat diskusi khusus yang dapat melahirkan kesepakatan bersama. - Orang yang memiliki banyak mantan kekasih cenderung lebih berpengalaman
Beberapa orang mungkin mengalami jatuh cinta hanya sekali dalam seumur hidupnya, namun ada juga yang sudah memiliki banyak mantan kekasih. Pernah menjalin hubungan khusus hingga berkali-kali bukan berarti orang tersebut jauh lebih mengerti soal cinta, mengingat penyebab retaknya suatu hubungan dapat ditimbulkan oleh faktor apa saja, mulai dari kurangnya komunikasi, perbedaan pendapat, sering bertengkar, hingga adanya sikap defensif yang mendominasi. Sayangnya, kebanyakan dari mereka justru tidak berusaha untuk healing sekaligus memperbaiki diri sebelum akhirnya kembali membuka lembaran baru. Inilah yang membuat pola negatif tersebut terus bergulir. Jadi, belum tentu mereka adalah orang yang jauh lebih berpengalaman dalam hal percintaan. - Dilangkahi adik menikah akan susah mendapat jodoh
Walaupun tidak terbukti benar, nyatanya beberapa budaya di Indonesia masih menganut mitos cinta soal larangan melangkahi kakak yang belum menikah. Hal itu dilakukan guna menghindari kemungkinan sang kakak yang akan sulit untuk menemukan pendamping hidupnya di kemudian hari. Padahal, sejatinya setiap orang telah memiliki garis takdir yang berbeda-beda, termasuk dalam urusan jodoh. Belum dipersatukan dengan orang yang tepat bukan berarti dilangkahi adik Anda menjadi salah satu penyebabnya. Ini hanya masalah waktu. - Hubungan jarak jauh berpotensi meretakkan hubungan
Tidak semua orang mengalami kegagalan dalam hubungan LDR. Nyatanya, banyak sekali pasangan yang justru berhasil mempertahankan hubungan mereka walaupun terpisahkan oleh jarak. Kuncinya adalah saling terbuka satu sama lain. Hindari konflik yang dapat memunculkan perdebatan. Anda juga dapat mengatur waktu secara rutin untuk berkomunikasi dengannya. Jangan lupa untuk saling mengunjungi satu sama lain jika keadaan memungkinkan. Melepas rasa rindu secara langsung tentu akan terasa lebih melegakan.