Jika pada masa pacaran punya pasangan yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ibunya menjadi nilai plus, maka apakah hal ini berdampak pada saat resmi menjadi suami? Apakah setiap laki-laki yang memiliki hubungan erat dengan ibunya sudah pasti "anak-mami"? Karena itu mari kita sama-sama pahami dulu sebenarnya apakah yang dimaksud dengan "anak-mami"?
Inilah Definisi dan Ciri-ciri "Anak-Mami".
"Anak-mami" atau mama's boy adalah anak yang masih bergantung pada ibunya. Meskipun ia sudah memasuki usia yang dewasa dan seharusnya mampu menentukan pilihannya sendiri, namun ia tetap menyerahkan segala keputusan kepada ibunya. Ketergantungan pasangan pada ibunya, memang tidak membuat dirinya melakukan kekerasan kepada pasangannya. Tapi dalam relasi berumahtangga, tentu ini memengaruhi proses bertumbuh bersama antara Anda dengan suami. Plus sudah pasti hal ini juga memengaruhi kualitas hubungan Anda dengan ibu mertua.
Adapun ciri-ciri dari suami yang anak mami adalah :
- Suami melihat permintaan ibu sebagai perintah yang harus dilaksanakan. Meskipun Anda dan suami sudah menyepakati satu hal, namun ia tetap mengikuti apa yang diminta ibunya tanpa mempertimbangkan kebutuhan Anda.
- Suami menjadi uring-uringan ketika dia mengambil keputusan sendiri tanpa arahan dari ibunya.
- Suami selalu menuntut Anda untuk menjadi seperti ibunya dalam banyak hal.
- Suami lebih mau meluangkan waktu untuk berbicara dengan ibunya ketimbang Anda dan anak-anak.
- Ketika ibu mertua berkunjung ke rumah, ia leluasa mengubah segala aturan dan kebiasaan yang sudah berlaku sejak lama.
Namun yang juga menarik dari "anak mami" adalah, kedekatan emosional dengan ibunya membuatnya memiliki karakter yang memperlakukan perempuan dengan sopan, lemah lembut, dan sabar. Sifat-sifat inilah yang justru membuat Anda terpikat dengan suami. Artinya, tetap ada hal positif dari suami yang "anak mami".
Begini Cara Menghadapi Suami yang "Anak-Mami"
Maka sesungguhnya yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk menegosiasikan kekurangan pasangan agar interaksi suami-istri yang terjalin tetap sehat untuk kedua belah pihak. Membicarakan kegundahan Anda kepada pasangan adalah langkah awal untuk mengatasinya. Tapi harus diingat ketika menyampaikan kegundahan tersebut, janganlah menghadapkan suami pada situasi, "Pilih aku atau ibu?"
Karena pilihan itu tidak pernah ideal untuk siapapun. Reaksi yang muncul hanyalah suami merasa Anda sudah menyakiti egonya, lalu emosinya terpicu dan ia pun menyakiti Anda dengan kata-kata yang tidak pantas. Situasi semakin tegang dan masalah yang dihadapi pun semakin melebar karena suami pasti akan menceritakan hal ini kepada ibunya. Pada akhirnya, Anda tidak pernah menemukan solusinya.
Sebaiknya, beginilah Anda menghadapi suami yang "anak-mami"
- Bicarakan tentang batasan atau boundaries kepada suami dengan tenang dan bijaksana. Caranya? Sampaikan bahwa Anda mengerti dan menghargai ikatan yang terjalin antara suami dengan ibunya. Tapi ikatan itu sebaiknya juga disesuaikan dengan kondisi adanya ikatan antara Anda, anak-anak dan suami. Artinya jika suami memang ingin memiliki waktu khusus bersama ibunya, Anda membolehkan dan menghargai itu. Dan hal yang sama juga sebaiknya dipahami oleh suami dan ibu mertua. Sehingga ikatan antara suami dengan ibunya tetap terjalin, begitu juga ikatan antara suami dengan Anda dan anak-anak.
- Anda harus lebih banyak bersabar. Sebenarnya suami yang "anak-mami" belum sepenuhnya menjadi laki-laki dewasa. Dan bisa jadi suami tidak menyadari ketidakdewasaannya ini, karena itu perlu kesabaran untuk menyadarkan serta mengubahnya. Ingatlah bahwa ada hal-hal baik juga yang terbentuk dari suami yang "anak mami". Jadi kesabaran serta kebijaksanaan dari Anda sangat dibutuhkan agar suami memasuki proses menjadi laki-laki dewasa yang sempurna.
- Sampaikan kepada suami kalau Anda tidak suka dibanding-bandingkan dengan ibunya. Lakukan ini dengan tenang dan jangan "menyerang" dia. Ajak suami berdiskusi tentang setiap keluarga memiliki dinamikanya sendiri untuk menciptakan karakter keluarga. Adapun karakter ini dibentuk oleh Anda, suami dan anak-anak, orang-orang yang terlibat langsung di dalamnya.
- Ajak ibu mertua sebagai sekutu Anda. Caranya? Dengan bertanya atau berdiskusi kepada ibu mertua bagaimana ia membangun rumah tangga serta mendidik anak-anaknya. Ini akan membuat Anda memahami apa yang melatarbelakangi suami menjadi tidak mandiri. Dengan memahami, maka Anda bisa "meramu" pendekatan ideal untuk membuat suami tidak lagi menjadi "anak-mami".