Yurinda dan Raditya mengakui bahwa mereka adalah jodoh yang dipertemukan oleh Tuhan. Pasalnya, Yurinda dan Raditya tidak sengaja bertemu di Mekkah ketika keduanya sama-sama baru selesai berdoa kepada Tuhan untuk bertemu dengan jodoh masing-masing. "Sebenarnya awal kita berkenalan di London, diperkenalkan oleh teman aku. Tapi setelah itu tidak pernah berhubungan lagi," ucap Yurinda. Kemudian, keduanya melihat di media sosial bahwa mereka sedang di Mekkah dan sempat membuat janji untuk bertemu, namun rencana tersebut batal.
"Pada akhir tahun 2017, saya sedang berdoa dengan sangat khusyuk di Mekkah untuk segera dipertemukan dengan jodohku. Ya, karena saat itu saya memang sudah di usia di mana saya ingin segera bertemu jodoh. Ketika saya membuka mata dan menoleh, ada Raditya di sana!" kenang wanita yang berprofesi sebagai pengacara ini. "Betul, saya juga baru selesai berdoa untuk bertemu wanita yang kelak akan menjadi istri saya. Eh, tiba-tiba saya lihat Yurinda!" celetuk Raditya di sebelahnya sambil tertawa. Ia yakin bahwa pertemuan itu adalah pertanda dari Tuhan.
Pada bulan Februari 2019 pun, Raditya memberanikan diri untuk melamar Yurinda pada hari ulang tahunnya. Keduanya pun merencanakan untuk menyelenggarakan hari pernikahan pada awal bulan Desember. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena jadwal Yurinda yang sibuk dan juga Raditya yang bekerja sebagai politisi. "Kami mengadakan acara lamaran pada bulan September. Setelah itu, saya langsung vakum pekerjaan selama tiga bulan untuk fokus pada persiapan pernikahan," jelas Yurinda. Karena dirinya ingin mengadakan perayaan akad dengan adat tradisional Yogyakarta serta resepsi yang diadakan di Bali, persiapannya membutuhkan lebih banyak ketelitian, waktu, serta tenaga.
"Kami tidak menggunakan wedding organizer maupun planner selama persiapan. Wedding organizer hanya untuk di Hari-H saja. Tantangan terbesar tentunya adalah waktu," ungkap Yurinda. Namun, kedua acara yang diselenggarakan ternyata berjalan dengan lancar. Upacara akad yang dilangsungkan di Grand Hyatt mengundang keluarga besar dari kedua belah pihak serta tamu dari orang tua. Yurinda tampak sangat anggun mengenakan kebaya beludru hitam dengan riasan wajah soft oleh Bubah Alfian yang dihiasi paes ageng khas Yogyakarta pulasan Ambar Paes. Setelah keduanya diresmikan sebagai pasangan suami-istri, upacara adat tradisional Jawa pun dimulai. Keduanya melaksanakan prosesi sungkeman yang menyentuh, kemudian berbagai prosesi panggih seperti wijikan dan ngunjuk rujak degan.
Acara resepsi Yurinda dan Raditya yang diadakan di Villa Plenilunio, Bali, juga tidak kalah indahnya. AIRY mendekorasi venue outdoor tersebut dengan nuansa merah-putih yang berkelas. Mereka juga menggunakan berbagai bunga bernuansa peach untuk sentuhan warna yang lebih lembut. Kali ini, Yurinda mengenakan gaun lengan panjang brokat berwarna putih yang menawan. Bersama dengan Raditya yang tampak gagah mengenakan jas hitam, keduanya bergandengan tangan menyambut para tamu yang merupakan teman-teman terdekat mereka. Malam itu ditutup dengan tarian pelan dengan alunan musik Djampiro dan kembang api yang menghiasi angkasa.
Raditya menyarankan kepada para calon mempelai di luar sana untuk benar-benar memilih vendor pernikahan yang cocok dengan pernikahan yang diinginkan. Ia sendiri memuji kinerja dari vendor fotografi dan videografi pernikahannya, yaitu Kimi and Smith Pictures. "David Hartadi dan timnya benar-benar melebihi ekspektasi saya. Saya sempat mengajak mereka bertemu sebelum hari pernikahan untuk menjelaskan konsep yang saya inginkan untuk video pernikahan saya, dan mereka langsung mengerti. Hasil foto-foto dan video dari mereka sangat indah!" puji Raditya. Yurinda sendiri membanggakan suvenir pernikahan hasil karya Camani, terutama packaging mereka yang cantik.
