Bertemu pertama kali di Universitas Gadjah Mada, tujuan utama untuk menimba ilmu lantas berjalan begitu manis dengan kehadiran Tasya dalam perjalanan perkuliahan Davel. Tak semata memulai hubungan romantis di awal perkuliahan, dua sejoli ini justru memulainya dengan sebuah hubungan pertemanan. Namun, siapa bisa menghindari hal yang sudah tertuliskan untuk dirinya, seiring berjalannya waktu, perasaan tak biasa akan sosok Tasya kian tertanam di dalam hati Davel. Menjalin pertemanan selama 3 tahun lengkap dengan berbagai dinamika di dalamnya, Davel pun mengutarakan niatnya untuk menjalin hubungan kasih dengan Tasya. Meski rasa ragu sempat menyelimuti di awal, namun berbagai usaha dan tulusnya kasih Davel pun mampu meyakinkan Tasya hingga masuk ke jenjang pernikahan bersamanya.
Berjalan beriringan dengan hari ulang tahun Tasya, tepat pada 29 September 2023 lalu, Davel melamar sang kekasih hati di depan kedua orang tua keduanya. Dari sinilah perjalanan hari istimewa Tasya dan Davel dimulai. Memilih adat Betawi sebagai sorotan utama di hari bahagianya, baik Davel dan Tasya sepakat untuk membawa latar belakang budaya keluarga itu secara lekat. Hal ini terlihat nyata pada pemilihan palet dekorasi. Rona terracotta yang berpadu elok dengan gold classic pun kian hidup dengan sentuhan warna merah dan pink. Satu kata terlintas yang begitu menggambarkan adat Betawi di hari bahagia keduanya, yakni merona. Rekahan rona bahagia ini lantas terwujud kian apik melalui setaman bunga yang menghiasi pelaminan. Kehadiran ornamen lain seperti kembang kelapa dan figur ondel-ondel pun semakin melengkapi nuansa Betawi yang kedua mempelai dambakan.
Dihadiri oleh 1000 tamu undangan, kurang lengkap rasanya jika kehadiran para tamu tersebut tak disambut dengan penampilan palang pintu khas adat Betawi. Tepat seperti yang Davel dan Tasya inginkan, prosesi adat Betawi yang diiringi oleh sang palang pintu pun berjalan begitu meriah saat memasuki acara resepsi. Gelak tawa dan rona bahagia lepas, terlihat menyelimuti area pernikahan kedua mempelai. Davel dan Tasya, benar-benar paham bagaimana cara menghidupkan suasana khas Jakarta di dalam hari istimewanya, hal ini lantas kembali mereka wujudkan dengan memberikan hidangan khusus makanan khas Betawi, ragam kuliner yang dapat dinikmati para tamu ini pun membuat kedua mempelai merasa sedang berada di dalam sebuah Betawi Cultural Festival, ungkap keduanya dalam interview bersama tim Bridestory.
Tak hanya detail acara serta dekorasi yang begitu mencuri perhatian dari pernikahan dua sejoli ini. Namun juga pilihan busana yang begitu modest dari keduanya. Davel yang dengan gagah tampil dalam balutan busana karya Gugi Nugraha pada acara akad nikah, bersanding selaras dengan sang mempelai wanita. Berganti pakaian pada acara resepsi, kali ini Davel mempercayakan busananya pada Des Iskandar. Sedangkan Tasya, baik acara akad maupun resepsi pilihannya jatuh pada Studio BOH. Nuansa rona gold classic tampak mendominasi dengan penuh elok, kesan menawan hadir dan tak dapat dilekakkan. Namun, rancangan busana ini kian berganti menjadi dua tampilan. Hal ini didapati pada statement headpiece yang Tasya kenakan. Pada cara akad nikah, sang mempelai wanita mempercayakan headpiece rancangan Hummingbird Road. Sedangkan pada acara resepsi, terlihat sematan Teratai Betawi atau ornamen hiasan penutup dada dan bahu serta Train melengkapi penampilan Tasya.
Momen istimewa yang berjalan dengan elok ini pun berhasil ditangkap apik oleh tim Imagenic berikut ini.