Ketika Putri terkesima mendengar sebuah lagu yang baru akan dirilis oleh seorang teman, ia tertarik untuk mengetahui siapa sosok di balik karya seni tersebut. "Ketika sahabat menunjukkan Instagram Egi padaku, muncul keyakinan kuat bahwa sepertinya kami akan memiliki banyak kesamaan. Sejak pertemuan pertama pun obrolan sudah mengalir dengan sangat mudah, seperti diberikan kesempatan untuk kami bisa bersama," kenang Putri.
Karena merencanakan untuk menikah di tengah pandemi, Putri mengaku hal yang paling penting untuknya pada saat itu adalah agar akad nikah dapat terlaksana. "Aku sudah lama memiliki cita-cita untuk menikah di masjid. Dan setelah mencari lokasi, Masjid Al Irsyad Satya di Bandung ternyata pilihan yang tepat. Dengan udara Bandung yang sejuk, memberikan suasana yang nyaman saat akad," cerita Putri. Seluruh tamu kompak mengenakan busana berwarna putih, yang senada dengan interior masjid yang menawan. Putri dan Egi sendiri mengenakan busana berwarna hitam, di mana busana Putri dibuat oleh Tangan Prive. "Tim tangan berhasil merealisasikan keinginanku untuk memiliki busana pernikahan tradisional yang terkesan galak namun cantik, kuat namun puitis," kenang Putri.
Untuk acara resepsi, lokasi semi-outdoor pun dipilih sang pasangan untuk keamanan dan kenyamanan para tamu di tengah pandemi. "Bumi Sangkuriang memiliki langit-langit yang unik dan lantai epoxy merah tua, yang adalah warna favorit kami berdua. Bentuk bangunannya pun dirancang arsitek Belanda zaman dahulu dan sarat dengan sejarah, sangat soulful." Putri berkata. Area outdoor Bumi Sangkuriang didekor minimal menggunakan cermin-cermin yang memberikan pantulan ke arah hutan, terinspirasi dari karya Olafur Eliasson. Berbagai elemen warna merah tua pun diimbuhkan di berbagai lokasi, dengan instruksi khusus agar tidak terlalu banyak memakai bunga supaya pernikahan tersebut ramah lingkungan. Begitu pula halnya dengan busana resepsi mereka, sengaja didesain sedemikian rupa agar dapat tetap dipakai di kemudian hari untuk alasan sustainability.
Begitu banyak hal yang menjadi highlight dari acara resepsi. Para tamu disambut dengan kirab dan tarian pagar pengantin Palembang yang Putri ikut serta dalamnya. "Ini adalah bagian favoritku dari seluruh rangkaian acara. Dari dulu sudah penasaran soal prosesi ini dan sekarang ada kesempatan untuk melakukannya sendiri," ujar Putri. Di panggung dengan pencahayaan ala konser Grup musik Hybrida Improvisator berhasil menggabungkan alat musik tradisional dan komposisi masa kini yang sukses menghibur setiap tamu yang hadir. Tak hanya itu, instalasi musik dan lighting dari Convert Textured dikemas dengan konsep Silver Room menjadi kesukaan para tamu anak di acara tersebut.
Namun di atas semuanya, Putri berpesan bahwa esensi adalah hal yang perlu diingat dalam proses mempersiapkan pernikahan, "Always be mindful. Fokus ke tujuan Anda dan pasangan untuk menikah dan tentukan prioritas. Yang lain bisa ditambahkan nantinya."
