Yulan dan Ardi merupakan pasangan yang kerap bercanda tawa. Keserasian mereka terlihat betul di dalam foto-foto prewedding hasil jepretan Jejakurcaci. "Awalnya kami bertemu saat SMA, tapi kami tidak kenal satu sama lain. Kami baru berkenalan saat menempuh perkuliahan di jurusan yang sama. Pertama kali aku berinteraksi dengan dia adalah saat mau meminjam buku, kemudian kami berteman selama dua tahun sebelum akhirnya menjalin hubungan romantis," kenang Yulan. Ia dan Ardi pun menjalani hubungan selama lima tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk bergerak ke jenjang yang lebih serius.
Selama lima tahun bersama, Yulan dan Ardi mulai menemukan banyak kecocokan antara satu sama lain. Dari segi pembicaraan pun, mereka selalu mengobrol tanpa habis. "Saya selalu merasa Yulan akan menjadi ibu yang baik," aku Ardi. "Itu yang membuat saya yakin bahwa ia yang akan menjadi istriku kelak." Begitu pula Yulan, ia juga merasa bahwa sifat Ardi yang bertanggung jawab dan patuh kepada agama akan menuntunnya ke kehidupan yang lebih baik. "Ardi juga orangnya senang bekerja keras. Ia memiliki usaha sendiri, visi misi dia selalu menginspirasi aku."
Setelah mantap akan pilihan mereka untuk menikah, Yulan dan Ardi mulai merencanakan pemotretan prewedding mereka. Keduanya memang sudah mengenal Dani, fotografer dari Jejakurcaci, sejak SMA. "Ketika kami melihat-lihat karya Dani di Instagram Jejakurcaci, kami langsung jatuh cinta. Dani memiliki ciri khas di foto-fotonya, kami sangat suka dengan feel yang diberikan oleh hasil foto Dani," cerita Yulan. Calon mempelai ini juga mengakui bahwa ia merasa percaya pada Jejakurcaci karena komunikasi yang selalu lancar. Dani pun sempat bekerja sama dengan Ardi untuk keperluan bisnisnya. "Jadi kami sudah ada chemistry yang membuat kami yakin bahwa Jejakurcaci adalah pilihan yang tepat," tutur Ardi.
Ketika membicarakan konsep serta lokasi pemotretan prewedding, Yulan dan Ardi sempat bingung karena mereka tidak terbiasa difoto oleh orang lain. Mereka mengakui bahwa mereka tergolong pemalu di depan kamera dan ingin proses pemotretan yang santai dan tidak kaku. "Dani kemudian memberikan kami kuesioner yang menanyakan hobi kami, warna favorit, dan lain-lain. Dari hasil kuesioner itulah kemudian ia mengusulkan untuk melaksanakan pemotretan di Sukabumi," kata Ardi. Ia dan Yulan pun langsung menyetujui ide tersebut, mengingat keduanya berasal dari Sukabumi dan sudah mengenali kota tersebut.
Konsep pertama yang mereka laksanakan adalah berkelana santai di pusat kota Sukabumi yang sering dijuluki Kota Tua Sukabumi. Keduanya mengenakan pakaian kasual milik masing-masing dan berjalan-jalan sembari mengobrol dan tertawa. Dani mengikuti mereka dari belakang dan memastikan bahwa keduanya nyaman agar ekspresi yang tertangkap di kamera tetap natural. Kemudian, mereka melanjutkan pemotretan konsep kedua, yaitu di Museum Pegadaian. Lokasi yang historikal ini memberikan kesan vintage pada album foto mereka. "Gayanya tetap kasual karena memang di dua konsep pertama, kami menginginkan pemotretan yang santai. Untuk konsep ketiga, barulah kami mengusung gaya yang lebih formal," Yulan menjelaskan.
Pada konsep ketiga, pasangan ini memilih lokasi di kedai kopi Suatu Hari yang memiliki studio di dalamnya. Tema di konsep ketiga ini adalah tradisional kontemporer, di mana Yulan mengenakan kain dari Sejauh Mata Memandang serta Ardi memakai kain batik yang dipadu dengan kemeja. "Kami sangat beruntung memiliki Dani yang inovatif. Kemeja Ardi ia hias dengan aksesori yang membuatnya terkesan lebih apik. Ia juga membuat instalasi indah sebagai background foto kami," kata Yulan. Ardi pun tak menyangka bahwa pembahasan konsep dengan fotografer yang hanya diadakan satu kali, ternyata bisa membawa hasil yang di luar ekspektasi.