Della dan Duwi sudah berkenalan sejak masa kuliah, walaupun mereka tidak satu angkatan. Duwi merupakan senior Della yang selalu terkesan serius, sehingga Della awalnya tidak memerhatikannya. Semua itu berubah ketika keduanya dipertemukan kembali di pernikahan salah satu teman mereka. Duwi yang dulu lebih kaku telah berubah menjadi karakter yang hangat serta ramah. Perubahan sifat ini membuat Della tertarik untuk berteman dengannya, dan takdir pun mempertemukan mereka kembali tak lama setelah itu.
"Pada saat itu aku menanyakan rekomendasi restoran ke Duwi, ternyata Duwi seorang foodie dan dia langsung mengajak aku ke salah satu restoran yang dia sukai," kenang Della. Sejak saat itu, Duwi dan Della menjalin hubungan yang berawal dari teman kemudian menjadi hubungan romantis. Della mengakui bahwa ia menganggap Duwi sebagai seseorang yang unik, dan itu lah yang membuatnya jatuh hati kepada Duwi.
Kisah lamaran Duwi kepada Della juga tidak kalah manisnya. Kedua sejoli tersebut sedang tengah berlibur di Copenhagen dan menikmati santapan di sebuah restoran. Ketika selesai menyantap hidangan, tiba-tiba Della menemukan amplop di meja nya. "Di dalam amplop, ada kartu dengan gambar animasi aku, tangan kananku memegang hamburger dan tangan yang lain memegang cincin. Kemudian ada tulisan will you marry me?" cerita Della. Menurutnya, cara Duwi melamar tersebut sangat spesial, karena Duwi telah mempersiapkan jauh dari ketika mereka masih di Jakarta. Ia pun melamar Della dengan cincin milik Ibu-nya. "Persembahan cincin itu sweet sekali, karena artinya Ibu dari Duwi sudah merestui kami," ungkap Della.
Della dan Duwi awalnya tidak mempunyai preferensi konsep untuk album prewedding mereka. Namun, ketika mereka bertemu dengan Didiet Maulana selaku desainer dari SVARNA by IKAT Indonesia, ia menyarankan tema peranakan ini setelah mengetahui latar belakang budaya pasangan tersebut. Della berasal dari keluarga keturunan Tiongkok, sedangkan Duwi berasal dari keturunan Jawa. "Konsepnya adalah kombinasi oriental dan jawa, kita mau menampilkan perbedaan budaya dengan sentuhan modern," jelas Della.
Calon pengantin ini juga sangat berterima kasih kepada Didiet Maulana yang membantu mencari referensi vendor serta venue untuk pemotretan album prewedding-nya. Della juga mempercayai Rizka dari Ellelui yang merupakan teman baik-nya untuk menjadi fotografer mereka. "Saya sangat suka dengan hasil foto-foto Ellelui serta sesi pemotretan kita pada hari itu. Kami tidak terlalu banyak ber-pose karena sang fotografer sangat luwes menangkap chemistry kita," kata Della.
Pasangan yang berbahagia itu mengungkapkan betapa bangga-nya mereka karena dapat menyoroti budaya peranakan di album prewedding mereka. Menurut Della dan Duwi, konsep peranakan memang jarang di sorot di media dan hampir tidak pernah di implementasikan di suatu album prewedding maupun pernikahan. Keduanya pun banyak belajar mengenai budaya satu sama lain selagi mendalami tema prewedding mereka.