Diamond atau berlian adalah ekspresi keabadian cinta. Batu perhiasan ini memang identik dengan keabadian cinta karena karakteristik berlian yang kuat dan selalu memancarkan pendaran keindahan dalam waktu lama. Tapi menjadikan berlian sebagai ekspresi cinta pada momen pertunangan atau pernikahan, ternyata juga memiliki "sisi gelapnya". Batu perhiasan ini harus melewati proses pertambangan yang panjang dan mencemari lingkungan. Tak hanya itu, area penambangan berlian juga kerap diikuti dengan isu eksploitasi kemiskinan, kemanusiaan, dan keselamatan para pekerjanya.
Apakah ini berarti berlian harus dicoret sebagai ekspresi cinta yang abadi? Tidak, berterimakasihlah pada perkembangan teknologi yang bisa menghadirkan keindahan berlian tanpa perlu merusak lingkungan apalagi mengeksploitasi manusia dan kemiskinan.
Lab grown diamond, "menambang" berlian dari dalam laboratorium
Teknologi yang ada saat ini bisa membuat penambangan berlian ada di dalam laboratorium. Lab grown diamond atau berlian yang prosesnya dibentuk di dalam laboratorium. Meski prosesnya berlangsung di laboratorium tapi tetap semua elemen dan prosedur pembentukannya mirip dengan pembentukan berlian secara alami.
Dikara Diamond adalah produsen lab grown diamond pertama di Indonesia yang berdiri sejak 2020. "Dikara Diamond dibangun karena kami percaya bahwa setiap orang berhak memiliki keindahan yang spesial. Tanpa perlu ikut berkontribusi akan industry pertambangan berlian alami yang merusak, Dikara Diamond memberikan keindahan dari batu berlian dengan kualitas setara berlian alami dengan harga yang lebih terjangkau," tulis Dikara Diamond melalui situsnya.
Lantas, bagaimanakah sebenarnya proses pembuatan lab grown diamond ? Secara sederhana pembentukan lab grown diamond diawali dengan membentuk bibit berlian yang berasal dari karbon murni dan beragam mineral lainnya. Setelah bibit berlian terbentuk maka ditempatkan dalam ruang hampa dimana molekul karbon akan berasimilasi dengan bibit intan. "Lalu dengan sistem high pressure, high temperature (HPHT) yang pada prinsipnya mirip dengan tekanan tinggi serta suhu tinggi pada pembentukan berlian alami."
Meski "ditambang" di dalam laboratorium, lab grown diamond secara kasat mata memiliki kemilau yang sama dengan berlian alami. Bahkan bisa dibilang 99% terlihat sama dengan berlian alami. "Pemilik lab grown diamond juga akan mendapatkan sertifikat yang sama seperti berlian alami," tulis Dikara Diamond pada websitenya.
Standar 4C lab grown diamond sama dengan berlian alami
Pada berlian alami kualitasnya dirangkum dalam kategori 4C yaitu color, clarity, cut dan carat weight. Standar 4C ini juga diterapkan pada lab grown diamond sebagai cara untuk memberikan kualitas terbaik bagi para pecinta berlian.
Setiap berlian alami akan diklasifikasi berdasarkan tampilan warna yang terpancar. Semakin colorless atau tidak berwarna sebuah berlian maka level kualitasnya masuk kategori yang tertinggi. Pada berlian alami, kualitas terbaiknya ada di level D dan F yang colorless dan sangat langka serta dibandrol dengan harga yang sangat mahal. Level tertinggi dari berlian ini juga diberikan Diamond Dikara untuk pecinta berlian. Produk Diamond Dikara berada di level D yang artinya colorless dengan kilap gemerlap yang dipancarkan.
Kabar baiknya lagi kualitas terbaik dari lab grown diamond ini harganya lebih terjangkau dibanding berlian alami. Mengapa? Karena proses pembuatannya di laboratorium maka artinya tidak dibutuhkan biaya pertambangan yang tinggi seperti berlian alami. Adapun pilihan berlian atau permata yang ada di Diamond Dikara terdiri dari lab grown diamond, moissanite, hybrid dan untuk emas yang dapat digunakan terdapat pilihan emas 750/18K serta emas 375/9K.