Inisiasi perkenalan melalui seorang kerabat menjadi awal mula kisah cinta pasangan Larasati dan Alfiandi berlabuh. Tahun 2018 lantas terpilih menjadi latar tahun bagi dua jiwa ini untuk bertemu pertama kalinya. Setelah mengenal Lala lebih dalam, Alfian tak ragu untuk mengutarakan keseriusannya pada sang pujaan hati. Namun, Lala yang kala itu baru saja menyelesaikan Sekolah Menengah Pertamanya pun, tak bisa menerima niatan tulus Alfian secara langsung. Dengan penuh pengertian Alfian pun memahami pilihan Lala untuk meneruskan pendidikannya ke Negeri Belanda.
Terpaut 5 tahun lamanya, pada tahun 2023 saat Lala kembali ke Indonesia, Alfian kembali menyatakan keinginan sucinya untuk mempersunting Lala. Melihat kegigihan Alfian, keyakinan dalam diri Lala bahwa Alfian adalah pria yang paling tepat untuknya pun tumbuh begitu dalam. Tepat di hari ulang tahun Lala, saat dua sejoli ini sedang pergi berlibur, Alfian secara romantis melamar sang kekasih hati tepat di atas perairan laut biru.
Menggelar prosesi akad nikah dengan konsep classic international, Lala tampil bak putri kerajaan melalui balutan busana serba putih. Konsep ini ternyata telah lama menjadi dambaan sang mempelai wanita. Karenanya, Lala pun mempercayakan rancangan bajunya pada desainer The Ivy Atelier yang berhasil menyulap penampilan sang mempelai wanita begitu menawan melalui pilihan classic bridal dengan gaya long white gown. Bersanding gagah di hari istimewanya, Alfian yang juga tampil dengan setelan jas putih.
Sementara itu, pada resepsi pernikahan, Lala dan Alfian sepakat untuk menerapkan konsep pernikahan nasional dengan sentuhan Adat Minang. Hal ini terlihat dari pilihan rona busana yang keduanya kenakan, warna merah penuh gelora kerap mewarnai jalannya rancangan acara. Kali ini, desainer kenamaan Ayung Berinda, Lala percayakan untuk merangkai busana resepsinya. Khusus pada kebaya ini, sang mempelai wanita menyematkan simbol detail sepatu kuda pada bagian punggung. Hal ini merupakan bentuk kecintaan Lala pada profesinya yang juga merupakan atlet berkuda. Tak hanya itu, elemen dekorasi sepanjang malam bahagia itu pun banyak ditemukan ornamen kuda yang juga menjadi simbol dari hal yang lekat dengan diri sang pengantin perempuan.
Hadir bak mencuri perhatian, semerbak bunga mawar yang menyelimuti dekorasi pernikahan, nyatanya tak menjadi satu-satunya hal yang mengukir kesan spesial bagi sang mempelai. Namun juga, proses pedang pora yang berjalan di malam itu, seperti apa yang disampaikan oleh Lala, "Yang paling memorable menurut kita adalah prosesi Pedang Pora, it's a core memory unlocked. Walaupun latihan hanya sekali, tapi thank's God semuanya berjalan lancar."
Menjadi malam yang penuh dengan gelora kasih bagi kedua mempelai yang telah berjuang untuk mewujudkan perjalanan kasihnya setelah menunggu waktu 5 tahun lamanya. Berikut, album pernikahan dari Larasati dan Alfiandi yang terbingkai apik oleh tim Venema.
