Dhinka mengenal Sigi sebagai kakak dari sahabat dekatnya ketika ia baru menginjak masa SMP. Namun, lika-liku perjalanan mereka baru dimulai saat keduanya berada dalam sebuah komunitas yang sama semasa SMA. Saat itulah Dhinka mengetahui bahwa Sigi adalah salah satu seniornya di sekolah. Jalinan pertemanan mereka tidak pernah berjalan mulus karena karakter Sigi yang sangat jahil dan kerap mengganggu Dhinka sehingga membuat ia sering melampiaskan amarahnya kepada Sigi. Namun, seiring berjalannya waktu, Dhinka menyadari bahwa sikap Sigi yang seperti itu merupakan sebuah upaya untuk mendekati dirinya. "Ternyata benar petuah yang bilang kalau kita jangan terlalu benci sama orang lain karena nantinya malah akan menjadi bumerang untuk kita sendiri!" kenang Dhinka.
Karakter Sigi yang spontan bertemu dengan Dhinka yang lebih organized membuat keduanya dapat belajar untuk saling mengerti dan memahami satu sama lain. Setelah menjalin hubungan selama lebih dari sembilan tahun, Sigi kerap mengajak Dhinka beberapa kali untuk melangkah ke arah yang lebih serius. Namun, kala itu Dhinka mengungkapkan bahwa ia belum mau untuk melangkah ke pelaminan sebelum berhasil lulus dan meraih gelar. "Hal yang membuat saya yakin untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius bersama Sigi adalah karena dia selalu berusaha dan juga sabar dalam menunggu kesiapanku," ungkapnya. Mereka pun sepakat untuk melangkah ke jenjang pernikahan setelah Dhinka berhasil menamatkan pendidikannya.
'Gambaran kehidupan Dhinka dan Sigi' adalah tema yang diusung dalam album prewedding pasangan ini. Konsep tersebut merupakan gabungan dari kebiasaan sehari-hari dua sejoli ini serta bayangan kehidupan mereka setelah menikah kelak. "Kami menulis sendiri semua kebiasaan yang sering kami dilakukan untuk kemudian dituangkan menjadi konsep prewedding ini," ujar Dhinka. Rumah Han & Hana yang memiliki interior minimalis menjadi lokasi yang dipilih untuk pengambilan gambar. "Proses shooting hanya berlangsung selama satu hari karena kami memiliki scenes yang menunjukkan kegiatan dalam satu hari penuh dari pagi sampai malam sehingga kami harus mengejar cahaya matahari dan juga langit malam," ujarnya.
Moty dari mtphotoworks dipercaya oleh pasangan ini untuk mengabadikan setiap momen dalam album prewedding mereka. "Kami puas karena Mas Moty sangat terbuka untuk menampung semua ide-ide dari saya maupun Sigi dalam konsep ini," tutur Dhinka. Uniknya, setiap potret yang diambil terlihat seperti potongan adegan dalam sebuah film pendek. Dua sejoli ini berhasil menuangkan interaksi dan juga chemistry yang atraktif dalam setiap jepretannya.