Lekat dengan gambaran syahdu dan sakral, momen pernikahan ternyata tak hanya membawa berkat bagi sang mempelai yang berbahagia, namun juga untuk seluruh tamu undangan yang ikut merayakan. Menghadiri pernikahan anak dari teman sang ayah, momen ini yang kemudian merubah hidup Firda untuk selamanya. Lantaran, di sanalah Firda bertemu dengan sang kekasih hati, Pras. Pertemuan yang berlatarkan momentum sakral berlanjut kian dalam hingga membawa keduanya memasuki jenjang pernikahan. Keyakinan yang terpatri sejak awal Firda dan Pras bertemu, kiranya terbangun dari keselarasan kepribadian sang pengantin. Pras yang hadir sebagai sosok penuh dukungan membuat Firda benar-benar merasa didengar, terutama akan seluruh mimpi yang sang mempelai wanita miliki.
Rangkaian pernikahan pertama pun dimulai, melalui momen proposal, Pras menyatakan keseriusannya untuk meminang Firda di hadapan kedua orang tua mempelai. Kesempatan yang terjalin begitu intimate dan penuh kesederhanaan ini justru mengukir makna yang dalam. Tak fokus pada elemen kemewahan, melainkan tentang bagaimana kedua mempelai melibatkan orang tua ke dalam langkah besar yang akan keduanya ambil. Harapanya, agar doa dan restu kedua orang tua dapat mengelilingi setiap langkah sakral tersebut.
Konsisten dalam memegang prinsip keindahan melalui balutan kesederhanaan, kembali Firda dan Pras terapkan pada momen akad nikah keduanya. Mengukir kesan personal dalam cermin kepribadian, sang mempelai kemudian memilih sebuah latar pernikahan yang begitu menarik. Tercantumlah GOR Bulutangkis, yang mana latar ini memiliki sejarah dan memorinya sendiri bagi Firda dan keluarganya.
Venue pernikahan yang tak biasa ini pun tampil memukau atas kolaborasi rancangan tim Stupa Caspea dan LXE Moments. Bak memasuki dunia peri, aksen bulu tangkis lenyap seketika berganti dengan gambaran "sacred garden" yang sungguh rupawan. Diselimuti oleh rona hijau dan putih, harmonisasi dua warna yang begitu tenang dan elegan lahir dari sematan ornamen dedaunan dan bunga. Sontak mencuri perhatian, detail ornamen seperti taplak meja akad, lampu gantung dekorasi, hingga tirai pada bridal entrance yang terbuat dari bunga melati pun membuat setiap mata yang menatap lantas terpukau hebat. Tatanan kursi tamu yang mengelilingi meja akad pun dibuat dengan tujuan untuk mengajar setiap insan untuk menyaksikan perjalanan suci dari Firda dan Pras yang baru saja dimulai.
Membawa suasana yang berbeda, rangkaian resepsi kedua mempelai berjalan dengan balutan warna biru. Kali ini, taman yang berada di depan rumah Firda dipilih menjadi latar resepsi kedua mempelai. Melalui konsep "blue green house" kesan modern yang fresh pun tergambar dengan anggun. Pada rangkaian ini pula dekorasi pernikahan lebih banyak tereksplor, mulai dari pergola entrance dengan aksen hanging lily yang memberikan sambutan segar, berbagai pohon besar yang dihiasi lilin untuk menciptakan suasana romantis, blue hydrangea sebagai bunga dominan pelengkap dekorasi, chandelier dari macrame dengan sentuhan rustic yang elegan, serta, desain tenda resepsi dibuat dengan trap bertingkat memberikan kesan mewah sekaligus artistik.
Dihadiri oleh 300 tamu undangan, konsep pernikahan Firda dan Pras memang dirangkai menjadi begitu intimate. Hal ini terlihat dalam konsep mingle yang terbangun pada sesi resepsi, dimana kedua mempelai tidak berdiam diri di pelaminan, melainkan berjalan menghampiri seluruh tamu undangan yang ikut merayakan. Ini merupakan bentuk pernikahan impian bagi keduanya, saat para keluarga dan kerabat terdekat dapat menikmati jalannya rangkaian dengan nyaman dan bahagia.
Tak kalah mencuri perhatian dari detail dekorasi, pemilihan busana yang kedua mempelai kenakan juga memiliki daya pikatnya sendiri. Mempercayakan rancangan busana akad pada desainer kenamaan, Biyan, Firda pun tampil bak putri anggun melalui kebaya putih berselimut beads. Kehadiran aksen bunga Peony, kian melengkapi manisnya sang mempelai wanita pada hari istimewanya. Penuh sarat dan makna, kain bawahan baik yang Firda maupun Pras kenakan ternyata mengandung arti tersendiri. Untuk Pras, motif garuda dan rumah hadir menggambarkan kekuatan dan perlindungan. Sedangkan pada kain Firda, motif dedaunan dan rumah tersemat melambangkan kesuburan dan kehangatan rumah tangga.
Sedangkan, untuk rangkaian resepsi dengan gambaran busana impian klasik, timeless, dan elegan, Firda mempercayakannya pada desainer Tex Saverio. Hal ini terwujud elok melalui rancangan busana dengan perpaduan warna ivory dan silver. Aksen hanging beads dan juntaian ekor pun melengkapi tampilan Firda dengan sentuhan yang begitu feminin. Permainan siluet yang dirancang untuk memperlihatkan keindahan lekuk tubuh dengan sopan pun terukit indah. Terlebih istimewanya, ini merupakan desain busana pernikahan menggunakan hijab pertama dari Tex Saverio.
Lebih lengkapnya, berikut album pernikahan dari Firda dan Pras yang diabadikan apik oleh tim The Leonardi dan Reynard Karman Photography.