Karina dan Jody telah menjalani hubungan romantis selama sembilan tahun lamanya. Meskipun keduanya berasal dari sekolah yang berbeda, namun mereka memiliki lingkungan pertemanan yang sama."Ketika Jody masuk ke sekolah lama saya, saya sudah pindah ke sekolah baru. Jadi kami tidak pernah satu sekolah, namun ia berteman dengan kawan-kawan saya yang dari sekolah lama. Dan saya pun masih sering bercengkerama dengan mereka, dari sanalah saya pertama mengenal Jody dan kami langsung dekat," kenang sang mempelai perempuan. Mereka telah berhubungan romantis sangat lama hingga Karina dan Jody sama-sama lupa hari anniversary mereka yang ke-8. "Saat itu saya sedang di kantor dan saya baru ingat bahwa hari itu adalah anniversary kami. Ternyata Jody juga lupa dan ia langsung memesan reservasi di sebuah restoran Jepang," tutur Karina sambil tertawa.
Rupanya, pada malam hari itu, Jody sudah memiliki cincin untuk melamar Karina. Keduanya memang sudah membicarakan untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius sejak lama, hingga sebenarnya proposal ini menjadi sesuatu yang keduanya sudah harapkan. Setelah cincin pertunangan disematkan, pasangan ini langsung menentukan tema perayaan pernikahan mereka. "Sejak awal, Jody menginginkan pernikahan bertema peranakan karena ia sendiri keturunan peranakan. Selain itu, jarang sekali ada pernikahan yang bertema peranakan, maka pernikahan kami dapat menjadi sesuatu yang tidak terlupakan bagi semua orang," jelas Karina. Namun, Karina memiliki konsep pernikahan idamannya tersendiri. Sebagai keturunan darah Padang seratus persen, tentu saja sang calon pengantin perempuan juga mengimpikan pernikahan dengan adat tradisionalnya.
"Kami pun memutuskan untuk mengadakan akad dengan adat Padang dan tema peranakan untuk resepsi. Saya senang sekali dapat mengenakan suntiang Padang ketika akad!" aku Karina gembira. Dekorasi acara resepsi mengedepankan nuansa warna-warna cerah yang identik dengan motif-motif peranakan, serta aksen-aksen oriental, seperti lampion. "Gaun yang saya kenakan adalah hasil desain dari Surya Abduh. Saya belum pernah bekerja sama dengannya, maka awalnya saya tidak memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi. Namun, saya sangat terpukau dengan hasilnya yang melebihi ekspektasi saya," kenang Karina tentang gaun pale pink dengan aksen bordir yang khas, yang mendatangkannya pujian bertubi-tubi dari para sahabatnya. Tidak dapat disangkal jika konsep visual di perayaan janji suci mereka diaplikasikan secara matang dan menyeluruh dari dekorasi hingga busana di mana tim Venema Pictures juga berhasil mengabadikannya dengan apik.
Karina mengakui bahwa ia dan Jody sebenarnya sejak awal menginginkan perayaan pernikahan di Bali saja. Namun, karena satu dan lain hal, akhirnya mereka dan keluarga memutuskan untuk mengadakan dua acara. Acara pernikahan Karina dan Jody di Bali pun dibuat lebih intimate, di mana hanya teman-teman dekat serta keluarga dekat saja yang menghadiri. "Kami memutuskan untuk mengadakannya di Sofitel Nusa Dua Bali karena kami mencari tempat di mana teman-teman dan keluarga kami bisa menginap di tempat yang sama. Selain itu, pemandangan di Sofitel Nusa Dua Bali sangat bagus. Mereka memiliki pemandangan pantai dan seating area indah untuk resepsi makan malam kami," Karina menjelaskan. Konsep untuk perayaan pernikahan di Bali sepenuhnya jatuh di tangan Karina, maka dari itu ia memilih warna-warna lembut putih, yaitu beige dan peach. "Di sini saya sangat terkesan dengan hasil dekorasi Design Mill karena benar-benar sesuai dengan apa yang saya bayangkan di benak saya," ungkap Karina.
Tentunya perayaan pernikahan di dua kota dengan konsep yang berbeda-beda ini perencanannya tidak tanpa tantangan. Karina mengungkapkan bahwa memiliki dekorator yang berbeda untuk acara pernikahan di Jakarta dan di Bali lumayan sulit untuk ditangani. Kemudian, banyaknya keluarga yang berasal dari luar kota sangat menantang karena tidak sedikit yang telat memberikan konfirmasi atau membatalkan secara mendadak. Namun, Karina dan Jody sangat beruntung memiliki Carlita Wedding Planner untuk membantu semua proses persiapan pernikahan mereka. "Saya memutuskan untuk memakai Carlita Wedding Planner karena merekalah wedding planner yang dipakai oleh kakak saya, jadi kami sudah. Banyak sekali vendor yang saya sewa yang merupakan rekomendasi dari mereka. Selain itu, mereka berhasil menangani pernikahan saya yang di Jakarta maupun yang di Bali, sekaligus menenangkan saya ketika pikiran saya mulai panik selama masa persiapan," cerita Karina.