Photography: Venema Pictures
Hari Jumat selalu dipandang sebagai hari yang istimewa dalam ajaran Islam. Disebut sebagai sayyidul ayyam (pemimpin semua hari), hari Jumat memang memiliki banyak keutamaan. Dikatakan bahwa pintu-pintu rahmat akan dibuka pada hari Jumat, dan amal kebaikan yang dilakukan pada hari tersebut akan mendatangkan pahala yang sangat besar. Segala doa, dzikir, dan ibadah yang ditekuni pada hari Jumat juga dianggap lebih mulia dan akan dikabulkan oleh Allah SWT. Itulah mengapa banyak umat muslim yang kerap menjadikannya sebagai hari pernikahan. Tidak hanya penuh keberkahan, akad nikah yang dilaksanakan di hari Jumat juga mengandung makna spiritual yang dalam sekaligus bisa menjadi salah satu cara untuk mencari ridho Allah. Artikel ini akan mengulas alasan mengapa menikah di hari Jumat lebih dianjurkan, di mana lokasi terbaik untuk melangsungkan akad, dan bagaimana pandangan ulama mengenai hal tersebut.
Menikah di Masjid, Antara Anjuran dan Batasannya
Mayoritas ulama (jumhur) sepakat bahwa akad nikah yang dilakukan di masjid adalah tindakan yang dianjurkan. Di antara tujuannya adalah agar lebih mudah diketahui oleh masyarakat sekitar, serta demi keberkahan dari tempat yang suci tersebut. Hal ini didasarkan pada sebuah riwayat yang dibawakan oleh Siti Aisyah, di mana Rasulullah SAW bersabda:
أَعْلِنُوا هَذَا النِّكَاحَ وَاجْعَلُوهُ فِي الْمَسَاجِدِ وَاضْرِبُوا عَلَيْهِ بِالدُّفُوفِ
Artinya: "Umumkanlah akad nikah itu, lakukan ia di masjid, dan tabuhlah rebana untuknya."
Namun, ulama Maliki memberikan batasan bahwa kebolehan akad nikah di masjid hanya berlaku untuk prosesi ijab kabul saja. Sedangkan acara-acara lain seperti makan-makan atau tradisi yang berkaitan dengan pernikahan, sebaiknya dilakukan di luar masjid. Hal ini karena masjid adalah tempat ibadah yang semestinya dijaga dari aktivitas yang bersifat duniawi atau hal-hal yang bisa mengurangi kekhusyukan. Oleh karena itu, acara tambahan seperti pesta atau makan-makan lebih baik dilangsungkan di tempat terpisah demi menjaga kesucian dan fungsi utama masjid.
Akreditasi: Light Jurnal
Mengapa Menikah di Hari Jumat?
Para ulama dari mazhab Maliki, Syafi'i, dan Hanbali sangat menganjurkan agar akad nikah dilangsungkan pada hari Jumat. Mengapa hari ini begitu spesial? Ternyata, ada beberapa alasan utama yang mendasari anjuran ini:
●Hari Jumat adalah hari yang mulia dan penuh keberkahan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الأَيَّامِ وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللَّهِ
Artinya: "Sesungguhnya hari jumat adalah sayyidul ayyam dan hari paling agung di sisi Allah." (HR. Ahmad 15947, Ibn Majah 1137, dan dihasankan al-Albani).
●Dihubungkan dengan penciptaan Nabi Adam. Rasulullah SAW juga bersabda:
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُهْبِطَ مِنْهَا وَفِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يُصَلِّى فَيَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
Artinya: "Hari terbaik saat matahari terbit adalah hari Jumat. Di hari ini, Adam diciptakan; di hari ini, beliau dimasukkan ke dalam surga, di hari ini pula, beliau dikeluarkan dari surga. Di hari Jumat terdapat satu waktu, apabila ada seorang hamba yang shalat, memohon kepada Allah di waktu itu, maka Allah akan memberikannya." (HR. Ahmad 10823, Turmudzi 493 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
●Hari Jumat memiliki waktu yang mustajab untuk berdoa.
Dalam hadis disebutkan bahwa di hari Jumat terdapat satu waktu yang jika seorang Muslim berdoa kepada Allah, maka doanya akan dikabulkan. Oleh sebab itu, akad nikah yang dilakukan pada hari ini diharapkan mendapat keberkahan yang lebih besar.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai hari Jumat. Berikut bunyinya:
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ.
Artinya: "Pada hari Jumat terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah Ashar," (HR Abu Dawud).
Akreditasi: Venema Pictures
Kapan Waktu Terbaik untuk Melangsungkan Akad di Hari Jumat?
Meskipun para ulama sepakat mengenai keutamaan hari Jumat, namun terdapat perbedaan pendapat tentang waktu terbaik untuk melangsungkan akad. Ulama Syafi'i menganjurkan agar akad nikah dilangsungkan pada pagi hari. Hal ini berdasarkan doa Rasulullah SAW, "Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi mereka." Sementara itu, Ulama Hanbali lebih cenderung menyarankan akad nikah dilaksanakan pada sore hari. Dasarnya adalah riwayat dari Abu Hurairah yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Lakukanlah perkawinan di sore hari. Karena hal itu lebih besar menarik keberkahan."
Alasan lain yang diutarakan ulama Maliki, seperti an-Nafrawi al-Maliki, adalah karena sore hari menjelang malam merupakan waktu mustajab untuk berdoa, sehingga akad yang dilangsungkan setelah Ashar hingga Maghrib diharapkan lebih berkah.
ويستحب كون الخطبة والعقد يوم الجمعة بعد صلاة العصر لقربه من الليل
Artinya: "Dianjurkan khitbah (lamaran) dan akad nikah dilakukan hari jumat setelah Ashar, karena mendekati waktu malam." (al-Fawakih ad-Dawani, 2/11).
Menikah di hari Jumat adalah salah satu sunnah yang memiliki keutamaan besar. Dengan melangsungkan akad di masjid dan memilih waktu yang tepat pada hari Jumat, diharapkan pasangan pengantin akan mendapatkan keberkahan yang melimpah dari Allah SWT. Selain itu, memilih hari Jumat sebagai hari pernikahan adalah keputusan yang tepat untuk mengawali rumah tangga dengan lantunan doa dari banyak orang. Baik pagi maupun sore hari, keduanya memiliki keutamaan masing-masing, yang terpenting adalah niat baik dalam melaksanakan pernikahan sesuai pedoman agama.