Keberadaan aplikasi kencan online Tinder rupanya bekerja dengan sangat baik untuk menyatukan komitmen dari kedua insan yang satu ini. Kecocokan yang berhasil dirajut kala mengukir setiap perbincangan demi perbincangan mampu menghantarkan Stephanie Astari Haslim dan Aryo Prayogo pada sebuah hubungan romansa yang akhirnya berjalan selama 5 tahun hingga naik ke pelaminan. "Pada suatu hari, terlintas sebuah ide "Kawin aja kali ya?" lalu akhirnya pada malam itu terputuskan untuk menikah dengan dialog pendek, "Aku mau sih nikah", "Yaudah, yuk", dan terjadilah pernikahan ini," cerita sang mempelai wanita, Astari Halim, yang juga merupakan inisiator handal sekaligus otak kreatif di balik wedding decorator Khayalkini. Ia kemudian mengungkapkan bagaimana kesederhanaan Aryo saat berusaha melamarnya. "Bukan yang kayak ada lempar merpati atau ada candle light dinner. Kita re-watching film yang kita tonton pas our first date, yaitu Hereditary, lalu Aryo melamarku. Perfect proposal moment."
Sebuah perayaan pernikahan yang telah dinanti kemudian berhasil terangkum di dua lokasi berbeda, yaitu InterContinental Jakarta Pondok Indah dan Amanjiwo Resort Bali. "Untuk dekorasi InterContinental, kami memilih warna neutral. Jadi banyak menggunakan warna cream, putih, taupe, beige," tutur Astari. Hal ini dapat terlihat dari instalasi unik serupa pohon kertas berukuran besar yang mengembang dengan megahnya di atas langit-langit, membuat keseluruhan area ballroom terasa begitu romantis berkat padu padan cahaya lembut yang mengundang. Begitu pula dengan rangkaian bunga dan lilin-lilin dramatis yang ditata apik sebagai centerpieces.
Beralih ke pesta yang lebih intim, Astari dan Aryo sepakat untuk membuat wedding dream yang lekat dengan personalisasi karakter dari keduanya melalui permainan konsep dan warna yang lebih atraktif. Hotel Le Temple pun dipilih oleh pasangan ini untuk menggelar welcome dinner bertemakan 'A Touch of Indonesia' dalam rangka menyambut para tamu undangan yang hadir di hari itu. "Kami ingin melihat adanya kreativitas di setiap tamu kami dalam berpakaian, jadi tidak terlalu tradisional tetapi melainkan apa yang mereka visualisasikan tentang Indonesia di diri mereka," Astari menerangkan lebih lanjut soal konsep yang dicetusnya.
Barulah kemudian sebuah pesta duduk yang lebih semarak sukses dilangsungkan di Amanjiwo. "Untuk Amanjiwo sendiri kami memilih tema warna dekor yaitu ungu dan orange. Tempatnya itu sudah bagus dan kayaknya hanya butuh dua warna itu saja untuk membuatnya lebih meriah," ujar Astari. Ia tampak mengenakan gaun tulle ruffled berwarna merah muda yang dreamy. Aksen ruched pada gaun yang dibuat bertumpuk bahkan mampu menciptakan efek whimsy nan playful, selaras dengan buket pengantin berpalet pop-up yang digenggam Astari. Sementara Aryo menjatuhkan pilihannya pada setelan hitam ultramodern besutan Jan Sober.
"Busana kami ini dibantu sama stylist kita yaitu Shino, dia tahu banget apa yang cocok sama karakteristik kita dan apa yang cocok di kita. Kita mau sesuatu yang unik dari acara satu ke acara yang lainnya," tambahnya kemudian. Baik Astari dan Aryo sama-sama mengaku tidak mengalami tantangan yang cukup berarti selama proses mempersiapkan pernikahan. "Sebenarnya tantangannya itu enggak banyak, melainkan tantangan itu yang membuat kami menjadi team. Semua memorable, kok, sampai yang enggak ngenakkin juga memorable," ujar Astari seraya tertawa.