Photography: byjatidiriono
Jika bicara tentang hubungan percintaan, jarang sekali dibahas tentang bagaimana kita bisa merasakan jatuh cinta. Apakah ketertarikan dengan seseorang itu diawali dengan rasa cinta atau sayang? Memang apa bedanya antara cinta dengan sayang? Lalu apa pentingnya menemukan jawaban dari pertanyaan ini, kepada kualitas hubungan percintaan yang sedang kita jalani? Mari kita telaah bersama.
Inilah Bedanya Cinta dengan Sayang
Sebelum menjabarkan bagaimana kita bisa merasakan jatuh cinta, pertama mari kita bahas mengenai cinta dan sayang. Pingkan Rumondor, M.Psi.,menjelaskan, bahasa Indonesia mengkategorikan cinta dan sayang sebagai sinonim. "Sinonim dari cinta itu sayang, sedangkan sinonim dari sayang itu cinta. Tapi kalau di terminologi psikologi dan dalam bahasa Inggris, cinta dan sayang itu berbeda. Love adalah cinta, sedangkan affection itu adalah sayang. Memang apa bedanya?."
Pingkan kemudian menjabarkan kepada Bridestory. Cinta adalah emosi yang kompleks, dimana di dalamnya ada afeksi, devotion, kelembutan, dan sensitivitas. Yang dimaksud dengan devotion adalah dorongan untuk melakukan yang terbaik untuk pasangannya. Sedangkan kelembutan atau tender adalah dorongan untuk memberikan kelembutan kepada orang atau objek dari cintanya. Ada juga sensitivitas terhadap apa yang dilakukan objek cintanya terhadap dirinya. "Secara umum, cinta adalah perasaan kompleks yang ada rasa sayang dan devotion, keinginan untuk menjaga serta memikirkan yang terbaik untuk pasangannya, bukan hanya dirinya sendiri," jelas Pingkan yang merupakan Psikolog Klinis Dewasa yang fokus pada bidang hubungan (relationship), keluarga dan pernikahan.
Sedangkan sayang atau affection adalah perasaan keterikatan yang non-seksual. "Rasa sayang memang salah satu perasaan yang ada di dalam cinta, hanya saja bedanya tidak ada seksual atau perasaan keterikatan. Ini seperti rasa dari anak ke orang tua, ada keterkaitan atau attachment, ada tenderness dan honest. Tapi tidak ada intimacy," papar Pingkan.
Tahapan Terjadinya Cinta
Maka jika bicara tentang hubungan percintaan, manakah yang lebih dulu hadir, cinta atau rasa sayang? "Biasanya sayang, karena ada perasaan kedekatan lalu menjadi suka," jawab Pingkan mantap.
Lebih lanjut Pingkan menjabarkan tahapan-tahapan jatuh cinta. Biasanya akan dimulai dari intimacy (kemesraan) dan passion (gairah) dulu. "Baru kenal dan naksir, jadi bergairah untuk mau dekat terus. Apa yang membuat kita naksir ke seseorang sangat dipengaruhi oleh kerja otak."
Buku The Alchemy of Love and Lust, karya Dr. Theresa Crenshaw, disebutkan kolaborasi hormon dengan neurotransmiter otaklah yang mendorong kita masuk dalam tahap pertama jatuh cinta. Reaksi hormon dan neurotransmiter inilah yang kemudian membuat kita memilih orang tepat. Yang dimaksud dengan orang yang tepat adalah orang yang tepat aroma tubuhnya, tepat penampilannya, serta tepat untuk berada di dalam dekapan.
Dalam tahap pertama ini, kita cenderung cinta buta alias tidak peduli orang berkata apa tentang orang atau objek cinta kita. Barulah setelah itu masuk tahap kedua adalah membangun rasa percaya satu dengan yang lain. Pada tahap ini, kita sudah mulai mendengarkan segala kegelisahan serta kebahagiaan objek cinta kita. Tak hanya itu, tahap kedua juga akan dipenuhi dengan banyak perdebatan. Karena itu Pingkan mengingatkan bahwa seiring berjalannya waktu, jatuh cinta yang awalnya berbunga-bunga maka secara natural kadarnya akan berkurang. "Penelitian menyebutkan 2 tahun pertama dalam suatu hubungan romantis akan berisiko mengalami banyak tantangan."
Karena itu kemampuan untuk mendengarkan serta berkomunikasi yang efektif dengan pasangan adalah kunci memasuki tahap percintaan berikutnya. Ketika Anda dan pasangan sudah bisa menemukan strategi komunikasi yang baik serta mempercayai satu dengan yang lain maka intimacy serta komitmen pun menjadi meningkat. Mengapa perlu komitmen? "Karena lama kelamaan gairan dan keintiman menurun, maka untuk meningkatkannya dibutuhkan komitmen bersama untuk berusaha.
Komitmenlah menurut Pingkan, menjadi petunjuk bahwa Anda dan pasangan mau care enough atau perduli untuk melakukan hal-hal yang diperlukan demi menjaga sparks dalam hubungan agar tetap ada. "Hal sederhana yang bisa dilakukan bersama untuk menciptakan sparks dalam pernikahan adalah mencoba hal-hal baru. Atau kalau bicara soal passion dalam hubungan percintaan adalah dengan mencoba gaya-gaya bercinta baru." Pingkan menyebutkan dalam jalinan hubungan percintaan, perasaan cinta adalah unsur emosional sedangkan komitmen adalah unsur logisnya.
Dengan mengetahui tahapan jatuh cinta ini, maka Anda dan pasangan akan selalu siap menghadapi setiap perubahan yang terjadi sepanjang hubungan dijalin. Ini artinya ketika pasangan mengakui secara terbuka bahwa perasaannya berubah, Pingkan mengingatkan untuk jangan langsung kecewa dan menarik diri. "Penting untuk menyadari bahwa perubahan itu adalah hal yang wajar dalam rumah tangga. Inilah yang menjadi petunjuk bahwa Anda dan pasangan sama-sama bertumbuh dan berusaha membuat hubungan menjadi tidak stagnan."