Photography: ASPICTURA
Photography: ASPICTURA
Photography: ASPICTURA
Photography: ASPICTURA
Photography: ASPICTURA
Photography: ASPICTURA
Photography: ASPICTURA
Photography: ASPICTURA
Photography: ASPICTURA
Photography: ASPICTURA
Photography: ASPICTURA
Bagi Melissa dan David, keputusan untuk menikah tak hanya dibuat berdasarkan berapa lama keduanya telah bersama, namun tentang kesediaan mereka untuk menghargai pasangan mereka. Keduanya menyadari bahwa sebuah hubungan seharusnya dibangun berdasarkan rasa percaya. Dan kesadaran bahwa tiada manusia yang sempurnalah yang pada akhirnya membuat mereka begitu terbuka tentang kelemahan masing-masing. "Kami berdua tak menginginkan hubungan yang tidak memiliki arah, jadi saat kami memutuskan untuk memulai hubungan ini, kami tahu kami akan menjalaninya sampai selamanya," kata Melissa.
Lamaran David juga bukanlah sesuatu yang tak terduga, mengingat keduanya bukan pasangan yang romantis. "Tidak ada bunga atau musik romantis saat dia melamar, dia hanya menawarkan dirinya serta memaparkan rencana masa depannya untuk kami. Alih-alih membicarakan hal-hal manis, dia adalah seorang eksekutor," kenangnya. "Sebelum saya memberikan jawabannya, saya bertanya kepadanya lebih jauh tentang harapan dan rencananya. Karena pernikahan bukan hanya satu hari bahagia, ini adalah janji seumur hidup, sebuah komitmen untuk bersama-sama melalui pasang surut. Dan yang terpenting, saya percaya melibatkan Tuhan dalam sebuah pernikahan juga akan membuat hubungan kami semakin kuat," lanjut Melissa.
Untuk sesi pre-wedding mereka, mereka berdua sepakat untuk berpose di tengah pemandangan alam Nusa Penida, Bali. Salah satu foto kesukaan kami adalah ketika keduanya berpose di tebing bebatuan, di mana mereka mengenakan pakaian hitam yang senada. Busana ini membuat kami sukses terpukau, khususnya bagian neckline pada gaun Melissa yang begitu memesona.
Lihat kembali foto-foto sesi pre-wedding mereka yang diabadikan oleh Aspictura dan jangan lupa menambahkan foto-foto favorit Anda ke inspiration board!