Photography: MORDEN
Sungkeman adalah salah satu prosesi penuh haru pada pernikahan adat Jawa. Secara harfiah, sungkeman berarti bersimpuh atau duduk jongkok sambil mencium tangan. Secara umum orang memahami sungkeman sebagai ritual untuk mengucapkan terima kasih kepada orangtua sekaligus penanda bahwa Anda dan pasangan telah resmi menapaki langkah awal menjadi suami-istri. Karena itu sungkeman juga dimaknai sebagai cara untuk meminta restu orangtua agar perjalanan pernikahan bisa selalu langgeng.
Tapi secara filosofis, sungkeman tidak hanya tentang ucapan terima kasih dan meminta restu. Bagi masyarakat Jawa, sungkeman adalah cara untuk mengingatkan diri agar selalu hormat dan mencintai kedua orangtua. Jalan jongkok sambil mencium tangan kedua orangtua juga dimaknai sebagai cara untuk melatih merendahkan hati.
Menyadari begitu dalam makna sungkeman dalam prosesi pernikahan adat Jawa, maka dapat dipahami betapa ritual ini selalu dipenuhi suasana haru. Disatu sisi orangtua menyadarkan dirinya bahwa anaknya akan memiliki kehidupan yang terpisah dari dirinya. Sementara di sisi anak, ritual ini juga menjadi pengingat betapa bibit cinta orangtua yang kemudian menghantarkan kita pada kehidupan berumah tangga yang juga didasari dengan cinta. Karena itu untuk menyempurnakan momen ini, Bridestory membagikan kata-kata sungkeman yang bisa mengekspresikan rasa cinta dan terima kasih Anda kepada orang tua.
#1. Terima kasih sudah membesarkan saya dengan penuh cinta.
Kita seringkali tidak menyadari betapa kemampuan kita untuk mencintai orang lain sebenarnya sangat dipengaruhi oleh bagaimana kedua orang tua membentuk pondasi tentang cinta dalam diri kita. Jadi berterima kasihlah atas segala perjuangan orangtua untuk membentuk Anda menjadi seperti sekarang. Berikut contoh katanya:
Mama dan Papa, terima kasih sudah membesarkan saya dengan penuh cinta. Segala keikhlasan dan kebesaran hati Mama dan Papa dalam membesarkan saya dari kecil hingga saat ini, adalah pondasi kuat untuk membuat saya bisa mencintai pasangan saya. Terima kasih sudah menanam serta merawat cinta di dalam diri ini hingga hari ini bisa membangun mahligai cinta bersama kekasih hati saya.
# 2. Terima kasih sudah berjuang untuk memberikan kehidupan yang baik untuk saya.
Orangtua memang memiliki kelebihan serta kekurangan dalam membesarkan anak-anaknya. Tapi fokus mereka untuk selalu berjuang memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya adalah satu hal yang tidak bisa "dibayar" dengan apapun. Maka sampaikanlah terima kasih Anda untuk perjuangan mereka.
Mama dan Papa, terima kasih untuk tidak pernah berhenti berusaha dan berjuang memberikan kehidupan yang baik untuk saya. Meski Mama dan Papa memiliki keterbatasan tapi kalian selalu berjuang untuk membuat saya bahagia. Terima kasih untuk semua lelah dan letih kalian. Sesungguhnya tak akan ada yang dapat menggantikan semua itu, tapi terimalah ucapan terima kasih dari hati saya yang terdalam.
# 3. Maafkan anakmu ini yang masih belum bisa memberikan yang terbaik untuk kalian.
Sesungguhnya orangtua tidak pernah mengharapkan anaknya untuk "membayar" semua jerih payah dan perjuangan yang sudah dilakukan. Yang sering terjadi justru kita sebagai anak-anak adalah taken for granted atau menganggapnya biasa. Karena itu sungkeman menjadi momen melatih merendahkan hati dan berterima kasih kepada orangtua.
Mama dan Papa, maafkan saya jika belum bisa membalas semua kebaikan yang sudah Mama dan Papa berikan. Maafkan saya karena belum bisa memberikan yang terbaik untuk Mama dan Papa. Maka dengan segala kerendahan hati, aku bersimpuh meminta maaf sekaligus menunjukkan betapa mulianya segala perjuangan yang Mama dan Papa lakukan untuk aku.
# 4. Berikanlah restu pada anakmu yang akan memulai kehidupan baru ini.
Salah satu bukti cinta orangtua kepada anak-anaknya adalah mereka selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ketulusan cinta orangtua yang membuat semua doa-doa baik yang dipanjatkan menjadi pelindung bagi anak-anaknya. Maka doa restu orangtua adalah bekal dasar dalam membangun rumah tangga.
Mama dan Papa, hari ini saya telah mengikat janji untuk tumbuh bersama dalam ikatan cinta dan saling setia. Saya memohon doa restu dari Mama dan Papa, karena doa-doa kalianlah yang akan nantinya menghindarkan rumah tangga kami dan segala perkara yang menghancurkan. Doa-doa Mama dan Papalah yang akan menjadi dasar kami dalam memulai kehidupan baru ini. Bawalah kami selalu dalam untaian doa Mama dan Papa agar rumah tangga kami selalu mencintai dan menghargai.
# 5. Doakanlah agar pasanganku menjadi teman hidup yang sepadan.
Kunci dari membangun rumah tangga yang harmonis adalah memiliki pasangan yang tidak hanya mencintai tapi juga menghargai. Karena itu meminta doa restu dari orangtua agar pasangan kita selalu dimampukan untuk memiliki cinta dan rasa menghargai sangatlah penting untuk dilakukan.
Mama dan Papa, saat ini di samping saya adalah orang yang sudah saya pilih untuk menjadi teman hidup. Doakanlah agar dia selalu menjadi teman hidup yang sepadan. Teman hidup yang selalu mencintai dan menghargai agar rumah tangga kami sakinah, mawaddah, dan warahmah.
# 6. Terimalah pasanganku menjadi anak kalian.
Situasi mertua dan menantu seringkali memiliki cara tersendiri untuk membuatnya jadi harmonis. Salah satu caranya adalah menyadarkan kedua belah pihak bahwa keduanya kini telah menjadi satu keluarga.
Mama dan Papa, saat ini anak kalian bertambah satu. Terimalah pasanganku sebagai anak kalian. Cintai dan sayangi dia seperti Mama dan Papa mencintai serta menyayangi aku. Terimalah dia dengan segala kekurangannya dan kelebihannya. Dengan begitu, kami, anak-anak Mama dan Papa bisa selalu menjadikan Mama dan Papa sebagai tempat terbaik kami dalam menemukan kehangatan cinta.
#7. Jangan sungkan untuk menasehati kami.
Meski kehidupan berumah tangga Anda dan pasangan tidaklah sama dengan apa yang dijalani oleh orangtua, bukan berarti Anda tidak dapat meminta nasehat dari mereka. Bagaimanapun pengalaman orangtua dalam menghadapi segala tantangan dalam berumah-tangga adalah pembelajaran yang dapat membantu Anda dan pasangan untuk menemukan solusi.
Mama dan Papa, meski nanti saya sudah memiliki rumah tangga sendiri, bukan berarti Mama dan Papa tidak dapat menasehati. Kami adalah anak-anak Mama dan Papa, jadi tolong nasehati kami ketika ada kesalahan yang kami lakukan dalam menjalani rumah tangga ini. Nasehatilah kami dengan penuh cinta, sebagaimana Mama dan Papa lakukan selama ini.